Bank Indonesia Ungkap Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Bank Indonesia Ungkap Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Bank Indonesia Ungkap Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah.

 

MetroBanten – Mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.

Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

A. Perkembangan Nilai Tukar 6-10 Juni 2022

Pada akhir hari Kamis, 9 Juni 2022

  1. Rupiah ditutup melemah di level (bid)560 per dolar AS.
  2. YieldSBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 7,20%.
  3. DXY[1] menguat ke level 103,22
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 3,042%.

Pada pagi hari Jumat, 10 Juni 2022

  1. Rupiah dibuka  pada level (bid) Rp14.570 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun stabil di level 7,20%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Juni 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 106,02 bps per 9 Juni 2022 dari 104,94 bps per 3 Juni 2022.
  2. Berdasarkan data transaksi 6-9 Juni 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp0,52 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp0,99 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,50 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 9 Juni 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp84,56 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp68,64 triliun di pasar saham.

B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Juni 2022, perkembangan harga pada Minggu II  Juni 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,32% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Juni 2022 secara tahun kalender sebesar 2,89% (ytd), dan secara tahunan sebesar 4,05% (yoy).
  2. Penyumbang utama inflasi Juni 2022 sampai dengan minggu II yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,10% (mtm), cabai rawit sebesar 0,08% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,05% (mtm), bawang merah sebesar 0,04% (mtm), tomat sebesar 0,03% (mtm), bayam dan air kemasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm), kangkung, nasi dengan lauk, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu daging ayam ras dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,04% (mtm), angkutan antar kota dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,03% (mtm), serta daging sapi, bawang putih, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. (Red)

Back to top button