Kurangi Frekuensi Terbang, Garuda Indonesia Hanya Operasikan 53 Pesawat

Kurangi Frekuensi Terbang, Garuda Indonesia Hanya Operasikan 53 Pesawat
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia. ISTIMEWA.

 

Metrobanten, Bandara Soetta – Maskapai Garuda Indonesia saat ini tengah melakukan langkah restrukturisasi rute penerbangan seiring dengan kondisi terkini terkait kondisi pasar.

Melalui penjelasan manajemen dalam keterbukaan informasi, dikatakan perseroan secara berkala terus melakukan evaluasi terhadap performa rute penerbangan sebagai bagian dari langkah restrukturisasi rute.

Adapun langkah restrukturisasi rute yang dilakukan, di antaranya melakukan penyesuaian frekuensi penerbangan hingga optimalisasi penggunaan armada untuk rute padat penumpang dalam upaya mendorong optimalisasi tingkat isian.

“Langkah restrukturisasi rute tersebut tentunya didasari oleh kondisi pasar dan demand masyarakat terhadap layanan penerbangan perseroan,” tulis manajemen yang dikutip dari laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 9 Juni 2021, seperti dikutip dari laman Medcom.id

Baca juga: Puan Maharani Temui Muslimat NU dalam Sosialisasikan Pentingnya Prokes

Manajemen juga mengatakan, saat ini perseroan juga dalam proses melakukan kajian menyeluruh yang meliputi aspek operasional, strategi, transformasi bisnis, dan juga keuangan sebagai bagian dari upaya restrukturisasi dengan memperhatikan kebutuhan pasar di era kenormalan baru.

Hal ini diharapkan dapat mendorong pemulihan kinerja dan menjaga keberlangsungan perseroan. Terkait dengan penggunaan armada, manajemen melanjutkan, selama pandemi jumlah armada yang digunakan emiten berkode GIAA ini berkurang menjadi 53 pesawat.

Baca juga: Pemkab Pandeglang Gandeng Untirta dalam Pengembangkan Daerah

Penggunaan armada pesawat selama masa pandemi disesuaikan dengan kondisi market dan demand layanan penerbangan, khususnya berkaitan dengan diberlakukannya beberapa kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat, antara lain melalui penyesuaian atau pengurangan frekuensi penerbangan hingga optimalisasi penggunaan armada untuk rute padat penumpang.

“Jumlah armada yang dioperasikan selama masa pandemi berkurang sehingga yang saat ini dioperasikan untuk mendukung operasional perusahaan ada pada kisaran 53 pesawat,” pungkasnya. (red)

Back to top button