Legislator Ajak Masyarakat Jadi Bagian Sosialisasi Bahaya Stunting

Legislator Ajak Masyarakat Jadi Bagian Sosialisasi Bahaya Stunting
Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina.

 

MetroBanten, DPR – Anggota Komisi IX DPR RI Arzeti Bilbina mengajak seluruh elemen masyarakat jadi bagian sosialisasi bahaya stunting (kekurangan gizi pada anak-anak).

Menurutnya, saat sekarang ini semua pihak perlu menyadari bahwa untuk melahirkan generasi-generasi hebat itu dimulai dari hilir dan hulu.

“Jadi artinya sebelum mereka menikah, seorang ibu atau calon ibu harus mengecek kondisi kesehatan dia dulu, apakah memang sudah layak untuk dibuahi. Kalau memang ada penyakit, sembuhkan dulu penyakitnya baru kemudian kita serahkan anak kita untuk menikah. Sehingga kemudian nanti generasi-generasi yang akan mereka lahirkan adalah generasi-generasi yang sudah siap,” terang Arzeti kepada Parlementaria, Kamis (16/12/2021).

BACA JUGA: Penundaan Keberangkataan Umrah Langkah Bijak Cegah Varian Omicron

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) itu pun menjelaskan, kalau stunting pada masa lampau akan disebut cebol dan menganggap penyebabnya karena kurang nutrisi.

Namun kini, ketika masyarakat memahami ilmunya, masyarakat dapat memahami bahwa pemberian nutrisi yang baik tersebut perlu dimulai dari ibunya.

Sebab, persiapan itu perlu dimulai dari menjaga kesehatan alat reproduksi sehingga siap untuk dibuahi.

“Pada saat (calon ibu) belum dibuahi, dia (perlu) mempersiapkan rahimnya sehat dahulu, baru kemudian dia menikah. Baru kemudian saat dibahas akan positif (hamil), baru akan kehamilannya dia jaga, dia rawat dan selalu kontrol ke dokter, (termasuk) jaga kesehatan kandungannya,” saran Arzeti.

BACA JUGA: Pemkab Serang Kejar Target 70 Persen Vaksinasi Hingga Akhir Desember

Arzeti pun bercerita, bahwa di dapilnya, Jawa Timur, persentase stunting naik 2 persen menjadi 29 persen dari sebelumnya 27 persen.

Namun setelahnya angka kasusnya dapat kembali turun. Menurutnya, keberhasilan penurunan itu tidak lepas dari bergeraknya semua pihak dalam mengatasi stunting.

“Semua tangan itu sama-sama bergerak menjadi satu kesatuan. Sebagai seorang pemerintah, bidang eksekutif, legislatif, masyarakat, tokoh masyarakat, ibu-ibu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), dan juga orang tua yang ada di lingkungan. Itu mereka menjadi bagian untuk terus mensosialisasikan bahaya stunting,” tutupnya.  (Rls)

Back to top button