Cuaca Buruk, Nelayan di Desa Muara Tak Bisa Melaut 

Cuaca Buruk, Nelayan di Desa Muara Tak Bisa Melaut 
Gelombang tinggi diperairan laut Banten Selatan, hingga saat ini berdampak terhadap tangkapan ikan nelayan tradisional. (ISTIMEWA)

 

Metrobanten, Lebak – Cuaca buruk disertai gelombang tinggi dan tiupan angin kencang, membuat ribuan nelayan di Lebak Selatan, Kabupaten Lebak stop melaut. Para nelayan tradisioanl tersebut lebih memilih memarkirkan perahu di pesisir pantai.

Pantauan wartawan di pesisir pantai Binuangeun, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Minggu (8/3/2020), ratusan perahu tampak parkir dibawah jembatan perbatasan Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Sebagian nelayan terlihat tetap bekerja, ada yang membenahi jarring dan mengecek kondisi perahu.

“Hampir satu pekan ini, cuaca di laut tidak bersahabat, selain gelombang tinggi juga tiupan angin kencang. Mangaknya, kami terpaksa berhenti melaut,” kata Nurman kepada wartawan saat ditemui di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Binuangeun.

Baca juga: Perkuat Ketaqwaan Personil, Polda Banten Gelar Program ‘Ngaji Bareng Kapolda’

Dikatakannya, hampir seluruh nelayan binuangeun tidak bisa memaksakan diri untuk melaut ke tengah. Lantaran, perahu yang mereka gunakan tidak bakal mampu menerjang ombak yang besar. “Teman kami juga ada yang tidak melaut. Karena takut diterjang ombak besar, dia milih diam di rumah saja,” ucapnya.

Sementara, Toton Sopyan Tengkulak ikan, mengakui dengan adanya gelombang tinggi yang berpengaruh terhadap tangkap ikan nelayan tradisional.

Pasalnya, sudah hampir 3 hari hasil ikan yang ia terima tidak seperti biasanya.

“Iya benar, gelombang tinggi dari kemarin hingga sekarang belum normal kembali, dan itu membuat tangkapan ikan para nelayan tradisional menurun. Karena mereka menggunakan perahu kecil, dan melautnya tidak ketengah, lain halnya dengan kapal besar yang bisa saja melaut lebih tengah,” tandasnya.  (red)