BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk, Bupati Lebak Minta Warga Lakukan Antisipasi Bencana

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Buruk, Bupati Lebak Minta Warga Lakukan Antisipasi Bencana
Kondisi hujan angin kencang. (dok)

 

Metrobanten, Lebak – Badan Metereorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca di sejumlah wilayah di Provinsi Banten. Yakni adanya hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Dirilis dari situs resmi BMKG.go.id, Jumat 30 Oktober 2020, sejumlah wilayah tersebut yakni Kabupaten Lebak bagian timur maupun tengah,  Kabupaten Serang bagian utara, Kota Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Tangerang bagian utara.

Selain itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan kewaspdaan gelombang tinggi di Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten dan Samudera Hindia Selatan.

Baca juga: Ditengah Pandemi COVID-19, Penerapan Kesehatan jadi Budaya Baru Pesantren di Kota Tangerang

Sementara itu berkenaan dengan peringatan kewaspadaan gelombang tinggi di Selat Sunda, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar pada KSOP Kelas I Banten Ganefo mengatakan, angin kencang dan gelombang laut tinggi cukup berpotensi terjadi.

Hal itu perlu menjadi atensi, terlebih saat ini sedang terjadi arus libur panjang di Pelabuhan Merak-Bakauheni.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya meminta warga agar meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam. Apalagi dengan informasi soal fenomena ‘La Nina‘ yang ditandai curah hujan tinggi, harus menjadi perhatian semua pihak.

Baca juga: Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Walikota Arief Ajak Warga Untuk Teladani Sifat Rasulullah
 
“Biasanya curah hujan tinggi itu menimbulkan potensi banjir dan longsor,” ujar Iti Octavia Jayabaya kepada Kabar Banten, Rabu, 28 Oktober 2020.
 
Ia mengatakan, berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mulai Oktober sampai Desember ada fenomena ‘La Nina‘ ditandai peningkatan curah hujan di Kabupaten Lebak.
 
Selama ini, Kabupaten Lebak memang sering menjadi langganan bencana alam , sehingga masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan, terutama bagi warga yang tinggal di perbukitan, pegunungan dan  daerah aliran sungai.
 
Menurut Iti, peluang tingginya curah hujan tersebut tentu berpotensi banjir, banjir bandang, dan longsor. Bencana alam di Kabupaten Lebak pada awal 2020 mengakibatkan korban jiwa dan ribuan orang tinggal di pengungsian.
 
Oleh karena itu, kata Iti, jika warga waspada bencana dapat mengurang risiko jatuhnya korban jiwa dan kerusakan materiil serta infrastruktur jika terjadi musibah tersebut.
 
“Kami minta warga dapat mengantisipasi bencana alam itu dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan jika curah hujan tinggi,” ujarnya.

Iti juga mengajak semua elemen masyarakat menjaga lingkungan, antara lain tidak membuang sampah ke aliran sungai dan tidak melakukan penebangan pohon.
 
“Kami berharap warga jika hujan tinggi sebaiknya mengungsi ke lokasi yang lebih aman dari ancaman bencana alam,” ujar Iti.
 
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Rohmat menyatakan siap untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang dilanda bencana alam.
 
Saat ini, peralatan evakuasi dalam kondisi baik, antara lailn kendaraan operasional, perahu karet, pakaian pelampung, tenda, tambang, dan gergaji mesin, sedangkan persediaan logistik relatif cukup untuk membantu memenuhi kebutuhan pangan warga jika terjadi bencana alam.
 
“Kami selalu siaga di posko utama selama 24 jam untuk memberikan pelayanan dan penyelamatan kepada masyarakat jika terjadi bencana alam,” ujar Rohmat. (red)

Back to top button