Basarnas : 300 Personil Gabungan Dikerahkan All Out Temukan Korban JT 610

Metrobanten, Jakarta – Pencarian serpihan bangkai pesawat dan para penumpang Lion Air JT 610 rute Jakarta – Pangkal Pinang terus dilakukan oleh Tim Basarnas, Selasa (30/10/18).

Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi mengatakan, 300 personil gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan Marinir telah dikerahkan untuk melakukan pencarian bangkai pesawat maupun korban pesawat Lion Air JT 610.

Menurutnya, pencarian ini akan dilakukan dengan sepenuh hati dan akan dilakukan 24 jam secara “All Out”. Pencarian tersebut akan terus dilakukan sesuai SOP yaitu 7 hari, jika masih belum ditemukan kita tambah 3 hari lagi.

“Kita akan bekerja 24 jam all out. Dan sampai tadi malam kita sudah menemukan 10 kantong jenazah dan sudah berada di Rs Kramat Jati untuk di indentifikasi,” katanya.

Sedangkan untuk serpihan yang ditemukan sudah kita ambil semua dan kita sudah serahkan ke Polri. Sementara badan pesawat dan yang lainnya masih dalam pencarian.

“Pencarian terus kita lakukan tanpa berhenti, tim penyelaman pun sudah menyelam dari pagi dengan kedalaman 35 meter dan ini bukan masalah untuk tim kami. Kendati demikian kita tetap memperhitungkan keselamatan,” katanya.

Lebih lanjut M Syaugi menuturkan ada 3 kata kunci dalam pencarian ini. Pertama, pemerintah serius hadir pemerintah di setiap dimana tempat itu berada. Kedua, Basarnas all out, mengerahkan segala daya upaya baik yang berteknologi maupun yang tidak berteknologi. Ketiga, bekerja dengan hati karena harus menghadapi keluarga-keluarga korban yang penuh duka sehingga kita harus bisa menyampaikan hal ini sebaik-baiknya agar tidak menyinggung perasaannya.

Menurutnya, pihaknya sudah melakukan pencarian pesawat Lion Air JT610 yang sedang dalam perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung (Babel) dari hari kejadian.

“Dari pukul 06.50 kita menerima informasi, kita kroscek ternyata benar ada pesawat lost contact di koordinat tersebut, dari kantor SAR Jakarta jaraknya 34 nautical mile, kalau dari Tanjung Karawang 11 nautical mile. Kami mengirimkan 3 armada kapal besar, kapal ukuran 40 m dengan tim rescuer yang lengkap termasuk 1 helikopter. Saya sendiri berada di lokasi,” jelas Syaugi.

Selanjutnya, dengan menggunakan peralatan-peralatan yang modern, Basarnas mencari di atas permukaan air kemudian menggunakan yang Multibeam Echosounder, seperti yang dilakukan pada waktu kita mencari di Danau Toba, untuk melihat objek yang ada di dasar laut.

Kemudian dengan menggunakan Remote Operated Underwater Vehicle dengan kamera yang kita bisa melihat seperti di Danau Toba, Basarnas sudah memiliki koordinat yang diberikan oleh ATC saat pesawat itu lost contact.

“Kita menuju ke tempat tersebut, kita menemukan serpihan-serpihan itu 2 nautical mile dari selatan dari koordinat tersebut,” jelas Kepala Basarnas. Barang-barang yang ada di atas permukaan, menurut Syaugi, sudah diangkut Basarnas,” katanya.          (Des)