Warga Kampung Banyuasih Pandeglang Terisolir, Tak Rela Ada Pengerukan Batu

Warga Kampung Banyuasih Pandeglang Terisolir, Tak Rela Ada Pengerukan Batu
Pasalnya, perkampungan mereka akan dijadikan objek pengerukan batu untuk proyek pembangunan tanggul penahan tsunami.

 

Metrobanten, Pandeglang – Warga kampung terisolir di Pandeglang, Banten saat ini sedang harap-harap cemas atas informasi yang beredar luas di lingkungan masyarakat.

Pasalnya, perkampungan mereka akan dijadikan objek pengerukan batu untuk proyek pembangunan tanggul penahan tsunami di sepanjang wilayah selatan perairan Pandeglang.

“Informasi yang saya terima sama warga begitu kang, katanya mau ada mobil-mobil gede masuk ke sini, mau ngambilin batunya dari atas. Ini kan kondisi jalannya juga gini, kalau ada mobil gede ke sini atuh nambah makin hancur,” kata Ariman warga Kampung Cangkeuteuk, Banyuasih, Pandeglang, Banten saat berbincang dengan detikcom, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Fasilitasi Pemasaran Produk UMKM, Pemprov Banten Membuka Gallery di Maxx Box Lippo Village

Ariman menyebut, beberapa waktu lalu perkampungannya sempat dikunjungi beberapa orang yang mengaku berasal dari perusahaan pengerukan batu. Mereka menjamin akan membangun akses menuju perkampungan terisolir itu namun dengan syarat lebar jalan mencapai 12 meter.

“Minta (lebar jalan) segitu, atuh itu mah rumah warga di sini pasti kegusur kang. Makanya, sekarang kami masih was-was nunggu kabar soal ini karena kalau jadi pasti banyak yang kegusur,” ungkapnya.

Meski masih bersifat simpang siur, warga di perkampungan itu langsung menyatakan penolakan terhadap rencana penambangan batu di wilayahnya. Selain mengancam keberadaan mereka, warga juga tak mau mata pencahariannya nanti mengalami nasib yang tak jelas.

Baca juga: Rencana Belajar Mengajar Tatap Muka di Masa Pandemi Harus Utamakan Keselamatan

“Warga di sini udah sepakat mau nolak, kami udah minta arahan ke tokoh masyarakat juga. Soalnya kan, pekerjaan kami ngandelin hasil alam. Kalau sampai jadi itu batu mau diambil, atuh pasti rusak hutannya geh,” tandasnya.

Sementara saat dikonfirmasi, Kepala Desa Banyuasih Iyat Sanjaya menegaskan lokasi penambangan batu untuk proyek tanggul penahan tsunami berada di desa sebelah. Ia mengaku, dulu memang pernah ada penambangan batu di kampung terisolir itu, namun semuanya digunakan untuk pengurugan jalan.

“Kalau untuk di desa kami itu belum ada, adanya di desa sebelah. Dulu memang pernah diambil batunya di situ, buat pengurugan jalan. Sampai dulu jalannya kebuka juga berkat itu, dulu mah enggak masuk mobil ke sana,” katanya.

Sebelumnya, sebuah perkampungan di pelosok Pandeglang, Banten seolah menjadi wilayah terisolir dari ‘dunia luar’. Pasalnya, aktivitas warga di sana hanya ditopang oleh jalan setapak berukuran tak lebih dari 3 meter beralaskan tanah yang sama sekali belum pernah terjamah oleh pembangunan.

Namanya adalah Kampung Cangkeuteuk. Secara administrasi, kampung ini masuk ke Desa Banyuasih, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang.

Namun jangan harap kendaraan roda empat bisa masuk menembus perkampungan tersebut, sebab satu-satunya akses ke lokasi ini hanya berupa jalan setapak berukuran tak lebih dari 3 meter yang dipenuhi tanah liat berbatu dan harus melewati 3 aliran sungai tanpa adanya jembatan penyebrangan. (red)

Back to top button