Viral di Medsos, Warga Ramai-ramai Berseluncur di Bendungan Sindangheula Kab. Serang Setinggi 50 Meter
Metrobanten, Serang – Jelang diresmikan, Bendungan Sindangheula di Kabupaten Serang, Banten, jadi tempat wisata dadakan. Warga berbondong-bondong datang untuk berseluncur di saluran pembuangan bendungan setinggi sekitar 50 meter. Aksi berbahaya tersebut viral di media sosial.
Dalam sebuah potongan video yang dilihat, sejumlah warga berseluncur di bagian bendungan yang terdapat aliran air. Saluran pembuangan air tersebut menuju ke aliran Sungai Cibanten.
Pelaksana Teknik Bendungan Sindangheula Rommy Hamzah mengatakan, aksi tersebut sudah berlangsung sejak sebulan terakhir. Pihaknya sudah melarang, tetapi banyak warga tetap datang.
Baca juga: Jelang New Normal, Dirbinmas Polda Banten Tinjau Kampung Tangguh Nusantara di Cilegon
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung Cidurian (BBWSC) Saroni Soegiarto melarang warga ke spilway Bendungan Sindangheula. Sebab, bendungan itu bangunan untuk emergency yang sewaktu-waktu bisa banjir.
“Dilarang, ini bukan kawasan wisata. Ini bagian dari infrastuktur waduk untuk membuang kelebihan waduk (air), jadi bukan tempat wisata,” kata Saroni di lokasi, Serang, Banten, Kamis (18/6/2020).
Baca juga: Aksi Dua Pemuda Todongkan Pistol Kepada Lawannya di Cilegon Berujung di Ringkus Polisi
Struktur bangunan spilway itu juga didesain bukan untuk seluncuran. Bisa saja ada kerikil tajam yang membahayakan mereka yang bisa melukai badan. Belum lagi resiko tenggelam.
“Daerah bahaya, harusnya tidak digunakan kegiatan wisata,” ujarnya.
Warga sekitar Rommy mengatakan, warga dilarang meluncur di spillway lantaran berbahaya. Di dalam saluran spillway, kata dia, banyak material kerikil yang terbawa arus. Permukaannya juga tidak rata sehingga bisa mengikis kulit.
Pihaknya sudah menutup area bendungan dari masyarakat umum lantaran memang belum diresmikan. Namun, kata Rommy, warga tetap berusaha masuk melalui jalan setapak di perkebunan sekitar bendungan. Setiap harinya, ratusan warga datang hanya untuk bermain air. Bahkan, saking ramainya, hingga ada warga yang menggelar dagangan.
“Kemarin kita tertibkan, kita sudah usaha, kita pagar ternyata dirusakin, pagar permanen dijebol, kawat diputus mereka tetap masuk,” kata dia.
Warga “barbar”, sudah dilarang tetap merangsek masuk Upaya lain untuk melarang kedatangan warga juga dilakukan dengan sosialisasi langsung kepada tokoh masyarakat di sekitar bendungan serta melalui selebaran tertulis.
“Imbauan sudah saya sebar melalui lurah dan tokoh masyarakat sebelum Ramadhan. Saya sampaikan dengan tegas bahwa area bendungan bukan untuk umum,” kata dia.
“Sarana ke depan memang untuk masyarakat, untuk edukasi dan wisata, tapi sekarang belum dibuka, masih dalam tahap kelengkapan,” lanjut dia.
Pengerjaan Bendungan Sindangheula yang merupakan proyek strategis nasional (PSN) tersebut secara fisik sudah selesai. Kata Rommy, bendungan akan dioperasikan dalam waktu dekat. Saat ini tengah dilakukan kajian keamanan dan kelengkapan fasilitas lain. (Red/Kom)