Tradisi Seba Baduy Tetap Berjalan Secara Terbatas Dimasa Pandemi

Tradisi Seba Baduy Tetap Berjalan Secara Terbatas Dimasa Pandemi
Pelaksanaan Seba digelar setiap tutup bulan pada awal tahun Kalender Baduy bulan Safar kelima.

 

Metrobanten, Lebak – Tradisi Seba yang dilaksanakan oleh suku Baduy Banten tetap dilaksanakan di masa pandemi ini.

Namun upacara dalam rangka ungkapan rasa syukur masyarakat adat Baduy atas hasil panen itu dilakukan dengan pembatasan seperti tahun sebelumnya.

Ayah Arina Wakil Jaro Tangtu Badui Dalam Perwakilan Kampung Cikawartana mengatakan tradisi Seba wajib dilaksanakan oleh mereka. 

“Kami wajib melaksanakan tradisi Seba karena titipan dari leluhur itu,” kata dia.

Menurut dia, jika tidak dilaksanakan, suku Baduy khawatir akan ada kualat yang bisa menimbulkan malapetaka bencana alam, seperti banjir, kekeringan hingga longsor.

Baca juga: Kejati Tahan Dua Pejabat Pemprov Banten Terkait Dana Hibah Ponpes

Dalam tradisi itu, suku Baduy menyerahkan hasil bumi di antaranya pisang, talas, beras huma, gula merah dan aneka kuliner lainnya kepada kepala daerah setempat. Hasil bumi itu diberikan kepada “Ibu Gede” Bupati Lebak Iti Octavia dan “Bapak Gede” Gubernur Banten Wahidin Halim.

Pelaksanaan Seba digelar setiap tutup bulan pada awal tahun Kalender Baduy bulan Safar kelima.

Tetua Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Jaro Saidja mengatakan pelaksanaan Seba pada 2021 terbatas dan tertutup dan hanya diikuti 20 orang, terdiri dari tujuh orang Badui Dalam dan 13 orang perwakilan Badui Luar. Padahal biasanya upacara ini bisa diikuti sekitar 2.000 orang.

“Kami sebagai kepala desa masyarakat Baduy tentu merasa bahagia bisa melakukan Seba di tengah pandemi Covid-19, dengan kesederhanaan,” kata Jaro Sadjira. 

Baca juga: Swab Antigen Usai Lebaran, 33 Warga Kota Tangerang Positif Covid-19

Pelaksanaan Seba Baduy dilakukan pada Jumat sore, 21 Mei lalu bersama Bupati Lebak. Selanjutnya, Sabtu malam, 22 Mei lalu dilakukan tradisi Seba bersama Gubernur Banten. 

“Kami yang penting Seba itu dapat dilakukan karena untuk menjalin silaturahmi dengan pemangku negara juga titipan leluhur,” kata Jaro Sadjira. (red)

Back to top button