Tips Cara Memilih Program Kehamilan Bagi Anda yang Tak Kunjung Hamil

Tips Memilih Program Kehamilan Bagi Anda yang Tak Kunjung Hamil

 

Kesehatan – Pasangan yang tidak kunjung hamil seringkali bingung memilih antara terus mencoba hamil spontan atau alami, mencoba program inseminasi, atau in vitro fertilization (IVF) alias bayi tabung.

Setiap program hamil memiliki tingkat keberhasilan yang berbeda-beda tergantung dari sejumlah faktor yang memengaruhinya. Bagaimana tips dalam memilih program kehamilan yang tepat untuk Anda?

Terus mencoba program hamil alami, inseminasi, atau bayi tabung?

Sebelum membahas pilihan program hamil antara inseminasi dan bayi tabung, ketahui dulu kriteria bagaimana prosedur memulai pemeriksaan program hamil.

Kriteria pasangan yang membutuhkan bantuan agar bisa hamil yakni pasangan yang tak kunjung hamil setelah menikah selama 1 tahun dan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi (KB).

Namun pasangan tidak perlu menunggu hingga satu tahun jika usia pasangan perempuan sudah di atas 35 tahun atau sebelum menikah salah satu di antaranya diketahui memiliki masalah reproduksi.

Bagaimana prosesnya?

Dilansir dari laman Hellosehat.com, Pasangan yang butuh bantuan dokter untuk melakukan program hamil tidak serta-merta langsung disodori pilihan inseminasi atau bayi tabung. Dokter akan lebih dulu melakukan pemeriksaan kesuburan keduanya, baik perempuan maupun laki-laki.

Pada suami akan dilakukan pemeriksaan analisis sperma untuk mengetahui jumlah, kemampuan gerak, dan struktur kualitas sperma. Terkadang dokter membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut jika hasil analisis sperma ini tidak baik, misalnya pemeriksaan hormonal.

  • Jumlah sperma minimal 20 juta per milliliter.
  • Kemampuan gerak sperma. Minimal ada 32% sperma yang memiliki gerak lurus kuat dan cepat agar mampu menjumpai sel telur dan melakukan pembuahan.
  • Struktur sperma. Minimal 4% sperma memiliki struktur normal.

Sedangkan dari sisi pasangan perempuan akan dicek tiga hal, pertama konfirmasi ada tidaknya ovulasi atau pecahnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan anamnesis atau wawancara, jika menstruasi teratur dengan jumlah perdarahan normal maka 90% seorang perempuan itu mengalami ovulasi. Namun jika tidak teratur akan dilakukan USG atau cek hormon progesteron.

Kedua, dicek struktur organ reproduksinya, pemeriksaan infeksi pada vagina, mulut rahim (serviks), dan pemeriksaan rahim (uterus) mulai dari dinding bagian dalam sampai ke dinding bagian otot. Beberapa masalah yang bisa mengganggu kesuburan diantaranya adanya polip pada rahim, miom, atau adanya infeksi.

Selain itu dilihat juga kondisi kesehatan kedua indung telur (ovarium) kanan dan kiri, ada tidaknya kista, bagaimana volume, ukuran, dan jumlah telurnya. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan USG transvaginal untuk mengetahui secara optimal struktur organ reproduksinya.

Ketiga, pemeriksaan saluran telur atau tuba falopi. Pemeriksaan tuba falopi bisa dilakukan dengan HSG untuk melihat struktur dan fungsinya. Kondisi tuba falopi yang bengkak atau tersumbat menjadi salah satu penyebab masalah kesuburan.

Pasangan yang disarankan mencoba hamil alami

Setelah evaluasi dari hasil pemeriksaan dasar tersebut, dokter akan menjelaskan kondisi kemampuan fertilitas pasangan. Bisa dicoba dengan siklus kehamilan alami jika tidak ditemukan kelainan baik dari sisi pasangan laki-laki maupun pasangan perempuan.

Tidak sedikit yang hanya membutuhkan modifikasi gaya hidup sehat untuk bisa hamil alami, seperti diet seimbang, suplementasi, olahraga, dan menyesuaikan waktu hubungan seksual dengan masa subur atau ovulasi. Untuk bisa hamil spontan itu syaratnya berhubungan 2 sampai 3 kali dalam seminggu.

Jika dalam waktu tiga sampai 6 siklus menstruasi belum berhasil, akan kita evaluasi lebih lanjut atau mencoba program hamil inseminasi.

Di antara para pasangan yang sulit hamil, tidak semua bisa diketahui penyebabnya.

Ada sekitar 10% kasus unexplain di mana kemampuan fertilitas suami dan istri dalam kondisi bagus tapi tidak juga terjadi pembuahan setelah berhubungan seksual secara rutin.

Opsi program kehamilan inseminasi

Update Terkini Kisaran Biaya Program Inseminasi | Daftar Harga & Tarif

Metode inseminasi buatan atau inseminasi intrauterin (IUI) dilakukan dengan menyemprotkan sperma ke dalam dinding rahim agar sperma bisa dengan mudah menjumpai sel telur.

Prosesnya dilakukan dengan lebih dulu memperbaiki kualitas sel telur dan kualitas sperma. Sperma yang telah diperbaiki dan diseleksi ini kemudian akan disemprotkan ke dalam dinding rahim.

Peluang inseminasi ada di kisaran 15-20%, tergantung kondisi masing-masing pasangan.

Syarat melakukan program hamil inseminasi adalah sehatnya saluran tuba falopi (patent). Saluran tuba tidak boleh rusak, bengkak, ataupun tersumbat.

Kedua, harus memiliki jumlah serta kualitas sperma yang cukup, yakni minimal 30 juta sperma per mililiter. Semakin sedikit jumlah dan kualitasnya, maka semakin rendah peluang keberhasilannya.

Jika memiliki masalah kelainan sperma berat, sebaiknya langsung memilih program hamil bayi tabung. Karena peluang mencoba hamil dengan siklus alami maupun inseminasi sangat rendah baik jika persoalan ada pada sperma.

Selain kedua syarat itu, dokter juga akan memastikan tidak ada infeksi misalnya HIV, sifilis, ataupun hepatitis sebelum melakukan program hamil inseminasi.

Jika ada infeksi tersebut, maka akan ditangani secara khusus. Sebagai contoh, jika suami HIV positif sementara istrinya tidak terinfeksi maka sperma akan disterilkan terlebih dahulu sebelum mulai program. Untuk kondisi ini, biasanya kita sarankan untuk menjalani program bayi tabung.

Biaya program hamil inseminasi sekitar Rp 5-10 juta.

Opsi program kehamilan bayi tabung (IVF)

Program Bayi Tabung - Semua Halaman - Nakita

Program hamil bayi tabung atau IVF adalah pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh perempuan, tepatnya di laboratorium IVF. Dokter akan mengambil sel telur dan sperma dari pasangan untuk dibuahi di dalam tabung pembuahan.

Setelah telur berhasil dibuahi dan kemudian menjadi embrio, maka dipindahkan ke dalam rahim ibu. Proses bayi tabung lebih panjang daripada inseminasi karena butuh obat-obatan yang mendukung perkembangan embrio agar kuat bertahan di rahim ibu.

Tingkat keberhasilan bayi tabung (IVF) antara 30% sampai 50% tergantung kondisi masing-masing pasangan. Belum ada klinik fertilitas, di luar negeri sekalipun, yang berani mengklaim 100% keberhasilan bayi tabung.

Biaya program hamil bayi tabung sekitar Rp 60-150 juta satu kali siklus.

Meskipun tidak menjamin 100% keberhasilan program hamil, baik inseminasi maupun bayi tabung mampu meningkatkan peluang dan harapan pasangan-pasangan pejuang kehamilan. Apalagi untuk mereka yang memiliki masalah fertilitas berat, peluang yang tadinya 0% bisa meningkat hingga 15-50%.

(Sumber: Hellosehat.com)

Back to top button