Kelenteng Bio Kanti Sara Tangsel berdiri sejak 1711
Metrobanten,Tangsel – Kelenteng sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa, Tangerang Selatan (Tangsel) berdiri sejak 1711 silam, dinamakan Kelenteng Bio Kanti Sara oleh Kang Kia Nay yang berasal dari Tiongkok.
berada di kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.
Pengurus generasi ketiga Kelenteng Bio Kanti Sara Kang Sui Liong (81) menceritakan awal berdirinya Klenteng yang dibangun oleh leluhurnya tersebut saat datang ke Jakarta pada abad 1711 tanggal 11 bulan 11, lalu menetap di Tangerang, di Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.
“Awal dari Tiongkok, Kang Kia Nay leluhurnya mendarat ke Jakarta pada 1711 tanggal 11 bulan 11, lalu menetap di Tangerang, ” Ungkap Kang Sui Liong, Senin (4/2/19) saat ditemui metrobanten.co.id Kang Sui Liong sedang menyantap makanan siang berupa Ikan Bandeng yang memang sudah jadi tradisi Tionghoa saat perayaan Imlek.
“Tradisi kita gini kalau Imlek pasti masak Bandeng agar banyak rezeki,” katanya.
Diceritakan kembali Kang Swi Yong, bahwa dulunya bangunan ini masih berbentuk kayu dan bilik. Kang Kian mau membawa Kwa Sen Tekun alias Kwan Tong, panglima jenderal ke Tangerang dan disambut orang-orang sini.
“Setelah Kan Kian Nay, pengurus selanjutnya adalah Kang Tek Siang alias Sam Blong, masih keturunan. Pengurus ketika saya, Kang Sui Liong,” ucapnya.
Kang Sui Liong menambahkan, sekitar tahun 1780 kelenteng Bio Kanti Sara mulai mengalami perbaikan. Hingga saat ini sudah enam kali perbaikan, terakhir tahun 1992 silam.
“Renovasi total sudah dilakukan, namun saya yakin bangunan ini masih menyerupai seperti dahulu,” katanya.
Berbagai patung Dewa-Dewi dan pusaka nampak menghiasi altar yang sudah disediakan, nampak semua sudah bersih jelang Imlek 2570.
Kendati tinggal di negara yang mayoritas muslim, tapi toleransi beragama sudah berjalan di area sekitar klenteng dan tidak hanya di Tangsel, namun di seluruh Indonesia toleransi antar umat beragama sangat baik. (Dli)









