Ruas Jalan Antardesa di Lebak Longsor, Tiga Kampung Terisolir

Ruas Jalan Antardesa Di Lebak Longsor, Tiga Kampung Terisolir
Aktivitas masyarakat terhambat setelah jalan poros desa penghubung Lebak Sembada-Ciusul rusak akibat longsor pada 24 Desember 2020.

 

Metrobanten, Lebak – Ruas jalan antardesa di Kabupaten Lebak Provinsi Banten tertimbun tanah longsor setelah daerah itu diguyur hujan deras selama beberapa hari terakhir, sehingga mengakibatkan arus trasnportasi darat terganggu.

Warga tiga kampung di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak mulai mengeluh. Masing-masing Kampung Ciomas, Ciusul dan Bojong Manggu.

Bagaimana tidak, aktivitas mereka terhambat setelah jalan poros desa penghubung Lebak Sembada-Ciusul rusak akibat longsor pada 24 Desember 2020.

Baca juga: Gubernur Banten Buka ‘Rumah Tahfidz WH’ di Samping Rumah Pribadinya

“Kami berharap ruas jalan yang diterjang longsor bisa segera diperbaiki,” kata Samsudin,seorang warga Desa Citorek Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, Minggu.

Kepala Desa Citorek Kidul, Narta membenarkan tiga Kampung di wilayahnya terisolir. Aktivitas perekonomian warga tersendat lantaran kondisi jalan longsor tak bisa dilaluli kendaraan roda empat

“Roda dua juga riskan kang kalau lewat,”kata Narta, Jumat, 8 Januari 2020.

Baca juga: ‘Ngopi Bareng’ Kapolres Lebak Jabarkan Commander Wish Kapolda Banten

“Itu kan jalan poros jadi memang dengan Longsor ini aktivitas warga terhambat terutama di tiga kampung itu,”tambahnya

Masyarakat antardesa di Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak kini terisolir dan membutuhkan pembangunan ruas jalan yang terdampak bencana longsor.

Selama ini, kondisi jalan tidak bisa dilintasi roda empat, sehingga warga kesulitan untuk menjual hasil pertanian ke Kota Rangkasbitung.

Sebab, kondisi jalan yang menghubungkan antardesa setempat terkena longsoran tanah.

“Kami berharap pemerintah daerah cepat dilakukan pembangunan agar akses ekonomi kembali berjalan lancar,” katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, jalan yang terdampak longsor itu terparah di titik Kampung Ciusul, Babakan Ciomas, dan Bojong Manggu hingga hanya menyisakan 50 centimeter.

Masyarakat yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) itu merasa terpukul dengan longsornya jalan antardesa sehingga berdampak terhadap perekonomian masyarakat.

Selain itu juga masyarakat kesulitan jika pergi ke puskesmas untuk berobat dan melahirkan serta anak-anak yang hendak ke sekolah melintasi jalan longsor tersebut.

“Kami mendesak ruas jalan antardesa itu kembali dibangun oleh pemerintah daerah,” katanya.

Kepala Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Jaro Atok mengatakan saat ini hasil pertanian tidak bisa dipasarkan ke Pasar Rangkasbitung akibat longsor jalan antardesa tersebut.

Saat ini, kata dia, ruas jalan tersebut tidak bisa dilintasi angkutan kendaraan roda empat.

“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD dan PUPR agar cepat direalisasikan pembangunan jalan yang terdampak longsor,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Lebak, Maman Suparman mengatakan pihaknya sudah melaporkan kepada Bupati Iti Octavia adanya jalan longsor di Citorek Kidul.

“Kami sudah mengagendakan untuk pembangunan jalan itu dan kini tinggal menunggu realisasinya,” katanya. (red)

Back to top button