6 Tanda Anak Perlu Menjalani Tes Kesehatan Mental
MetroBanten, Kesehatan – Bukan hanya memperhatikan tumbuh kembang anak saja, sebaiknya orangtua juga perlu memastikan kondisi kesehatan mental anak dalam kondisi yang optimal.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun rentan mengalami kondisi stres atau gangguan cemas. Tentunya hal ini tidak boleh diabaikan dan perlu penanganan secara tepat.
Gangguan kesehatan mental yang dialami anak dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan mereka, seperti penurunan nilai akademis, gangguan sosialisasi, gangguan fisik, hingga penurunan kualitas hidup.
Untuk itu, sangat penting bagi orangtua mengenai beberapa tanda yang menunjukkan anak memerlukan tes kesehatan mental untuk memastikan kesehatan mental anak dalam kondisi yang baik.
Tanda Anak Perlu Menjalani Tes Kesehatan Mental
Gangguan kesehatan mental pada anak umumnya dikenal sebagai gangguan dalam pengembangan perilaku, pemikiran, keterampilan sosial, dan pengaturan emosi sesuai dengan usianya.
Gangguan kesehatan mental yang dialami anak dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan, sosialisasi, fisik, hingga akademis.
Untuk itu, tidak ada salahnya ibu kenali beberapa gejala yang menjadi tanda anak perlu menjalani tes kesehatan mental. Dengan begitu, tumbuh kembang anak tidak terganggu dan berjalan dengan optimal.
- Merasa Sedih Terus-Menerus
Sebaiknya jangan abaikan ketika anak mengalami perubahan perilaku menjadi sedih terus-menerus, ketakutan, atau rasa cemas berlebih.
Ibu bisa mengajak anak untuk berbicara dan bercerita mengenai hal atau situasi yang membuat anak mengalami perasaan tersebut.
Buatlah anak merasa nyaman sehingga mau bercerita situasi atau kondisi yang membuat sedih terus-menerus.
- Menghindari Interaksi Sosial
Umumnya, anak-anak akan menyukai kegiatan bermain bersama dengan teman-temannya, tetapi jika tiba-tiba anak menjadi lebih pemurung dan menghindari interaksi sosial, sebaiknya waspada tanda gangguan kesehatan mental pada anak.
Gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan penurunan aktivitas pada anak. Kondisi ini membuat anak lebih senang menyendiri dan menjauh dari teman bermainnya.
- Lebih Mudah Marah
Gangguan kesehatan mental membuat anak rentan mengalami perubahan suasana hati. Hal ini membuat anak menjadi lebih mudah marah, rewel, hingga lebih mudah berkelahi.
- Menyakiti Diri Sendiri
Anak-anak dengan kondisi depresi kronis, gangguan cemas, dan trauma rentan menyakiti dirinya sendiri atau self-harm. Umumnya, self-harm dilakukan sebagai pelampiasan emosi, seperti rasa marah, takut, kecewa, dan perasaan lainnya yang dirasakan oleh anak.
- Membicarakan Kematian dan Bunuh Diri
Selain menyakiti diri sendiri, adanya dorongan emosi yang dirasakan membuat pengidap gangguan mental kerap membicarakan kematian atau bunuh diri.
Ibu bisa memberikan anak pendampingan atau luangkan waktu untuk berkonsultasi pada psikolog anak agar gangguan kesehatan mental yang dialami anak dapat diatasi dengan baik.
- Perubahan Nafsu Makan
Selain adanya perubahan perilaku dan suasana hati, gangguan kesehatan mental juga kerap menyebabkan pengidapnya mengalami perubahan nafsu makan.
Sebaiknya perhatikan kondisi kesehatan anak, jika anak menjadi lebih sedikit atau terlalu banyak makan yang disertai dengan gejala lainnya, ibu bisa mendampingi anak agar anak menjadi lebih nyaman dengan perasaan yang dirasakan.
Mendiagnosis gangguan kesehatan mental pada anak memang bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan anak-anak juga masih sulit untuk memahami dan menggambarkan perasaannya.
Selain berkonsultasi dengan psikolog, ibu juga bisa bantu anak untuk belajar memahami perasaannya.
Selain itu, tidak ada salahnya untuk mengajak anak melakukan berbagai kegiatan menyenangkan sehingga anak mampu mengelola emosi mereka dengan baik. (*)