Sejarah Nuzulul Qur’an, Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertamanya

 

Hikmah – Nuzululquran adalah peristiwa diturunkannya Al-Qur’an pertama kali, yaitu Surah Al-Alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Qur’an surat Al-Alaq ayat 1-5 pada usia 40 tahun.

Peristiwa ini terjadi di Gua Hira (Makah) pada sebuah malam bulan Ramadan yang bertepatan dengan Agustus 610M.

Terkait kapan tanggal pastinya Nuzululquran, terdapat perbedaan pandangan para ulama. Sebagian menyebutkan peristiwa tersebut berlangsung pada 17 Ramadan.

Ini merujuk pada Surah al-Anfal:41, “… Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan.”

Hari Furqan tersebut ditafsirkan sebagai hari jelasnya kemenangan umat Islam dan kekalahan kaum kafir dalam Perang Badar, yaitu Jumat, 17 Ramadan 2H.

Dengan demikian, hari turunnya Al-Qur’an (dalam ayat tersebut dilukiskan sebagai ‘apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami’) diperkirakan 17 Ramadan.

Baca juga: 5 Keutamaan Membaca Al-Qur’an di Bulan Suci Ramadhan

Sejarah Singkat Nuzululquran Dalam usia ke-40 tahun, Muhammad sering melakukan khalwat (mengasingkan diri pada tempat yang sunyi untuk bertafakur, beribadah, dan sebagainya) di Gua Hiro.

Gua ini terletak di puncak Gunung Hira sejauh 7 farkhah sebelah utara Makah. Ukuran panjangnya 4 hasta dan lebarnya 1,75 hasta.

Aktivitas khalwat ini dilakukan oleh beliau pada bulan Ramadan selama 3 tahun. Di dalam Sejarah Hidup Muhammad, Muhammad Husain Haekal menuliskan, pada suatu malam ketika Muhammad sedang tertidur dalam gua, datanglah Malaikat Jibril membawa sehelai lembar seraya berkata kepadanya: “Iqro (bacalah)”.

Dalam sebuah buku bertajuk Pengantar Studi Al-Qur’an karya Abdul Hamid Lc, MA, disebutkan kisah Nabi Muhammad menerima wahyu Al Quran pertama kali. Ketika itu pula Muhammad bertemu dengan Malaikat Jibril.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Aisyah RA, istri Nabi Muhammad SAW berkata:

Baca juga: Hukum Infaq, Sedekah dan Zakat, Berikut Perbedaannya

“peristiwa awal turunnya wahyu kepada Rasulullah SAW adalah diawali dengan Ar-ru’yah ash-shadiqah (mimpi yang benar) di dalam tidur. Tidaklah Beliau bermimpi, kecuali yang Beliau lihat adalah sesuatu yang menyerupai belahan cahaya Shubuh. Dan di dalam dirinya dimasukkan perasaan untuk selalu ingin menyendiri.”

Maka Beliau memutuskan untuk berdiam diri di dalam Gua Hira. Beribadah di dalamnya pada malam hari selama beberapa hari dan untuk itu Beliau membawa bekal.

Setelah perbekalan habis, maka Beliau kembali dan mengambil bekal. Begitulah seterusnya sehingga kebenaran pun datang pada Beliau, yakni saat Beliau berada di dalam Gua Hira. Malaikat mendatanginya seraya berkata: “Iqra.”

Maka Muhammad menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Beliau menjelaskan: Lalu malaikat itu pun menarik dan menutupiku, hingga aku pun merasa kesusahan.

Kemudian malaikat itu kembali lagi padaku dan berkata Iqra. Aku menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”

Ia menarik lagi dan mendekapku ketiga kalinya hingga aku merasa kesusahan. Kemudian malaikat itu menyuruhku kembali seraya membaca,:

“Iqra bismirabbikal ladzii kholaq. Kholaqol insaana min ‘alaq. Iqra wa robbukal akram. Alladzii ‘allamal bil qolaam.  ‘Allamal insaana maa lam ya’lam.” (Q.S. Al-Alaq:1-5)

Maka dengan badan yang menggigil akhirnya Nabi Muhammad SAW kembali pulang ke rumahnya. Beliau meminta istrinya, Khadijah menyelimutinya.

“Selimutilah aku, selimutilah aku.” Hingga perasaan takut Beliau pun hilang.

“Wahai Khadijah, apa yang terjadi denganku? Sungguh aku merasa khawatir atas diriku sendiri.” Akhirnya Beliau menuturkan kejadian yang dialaminya. Khadijah berkata: “Tidak, bergembiralah engkau.”

Lalu Khadijah pergi membawa Nabi Muhammad bertemu dengan Waraqah bin Naufal.

Waraqah adalah anak paman Khadijah dan merupakan seorang penganut agama Nasrani pada masa jahiliyah.

Dia yang menulis kitab Arab. Dia menulis kitab Injil dengan bahasa Arab. Saat itu dia telah menjadi syekh yang tua renta lagi buta.

“Khadijah berkata padanya: “Wahai anak pamanku, apa yang telah kamu lihat?”.

Maka Nabi Muhammad mengabarkan padanya kejadian yang telah Beliau alami. Kemudian Waraqah berkata: Ini adalah Namus yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa. Namus adalah malaikat.

Dari situlah diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW dikukuhkan statusnya sebagai rasul. Muhammad pun menerima perintah menyampaikan serta mendakwahkan agama Islam. (arsa)

Back to top button