Metrobanten, Kabupaten – Para pedagang buah-buahan, sayur mayur, dan ayam potong serta ikan itu tidak bisa berkutik saat petugas Satpol PP dibantu Trantib Kecamatan Balaraja membongkar lapak mereka.
Ratusan lapak milik pedagang kaki lima ( PKL) di sepanjang Terminal Sentiong Balaraja dirobohkan Satpol PP Kabupaten Tangerang, Senin (3/8).
Kepala Satpol PP Kabupaten Tangerang, Bambang Mardi mengatakan, sebelum dilakukan penertiban, pihaknya sudah melakukan sosialisasi di Kecamatan Balaraja dengan para pedagang kaki lima (PKL).
Setelah sosialisasi tentang larangan berjualan di bahu jalan karena melanggar perda diberikan, Satpol PP melayangkan surat peringatan (SP) pertama hingga sampai surat peringatan (SP) kedua dan ketiga. Setelah itu baru dilakukan penertiban.
“Kami dengan terpaksa menertibkan PKL yang sudah mengganggu ketertiban umum. Penertiban dibantu oleh TNI, Polisi dan Trantib Kecamatan Balaraja. Surat Peringatan yang kita kasih, tidak diindahkan, ” kata Kepala Satpol PP Bambang Mardi kepada wartawan, Senin (3/8).
Bambang mengatakan, keberadaan PKL di kawasan tersebut sudah banyak dikeluhkan masyarakat, terutama pengguna jalan. Menjamurnya PKL di sepanjang jalan baru terminal Sentiong-PT Adis, membuat akses jalan menjadi macet dan kumuh.
Menurut Kasatpol PP, berdasarkan keluhan masyarakat dan ditambah adanya peraturan daerah yang mengatur tentang berjualan di bahu jalan sesuai dengan Perda nomor 20 tahun 2004 Tentang Ketertiban Umum.
“Para PKL ini meresahkan pengguna jalan karena membuat jalan menjadi macet. Kami berharap agar PKL yang sudah ditertibkan untuk berjualan di dalam pasar Sentiong karena kios dan los masih tersedia,” kata Bambang.
Camat Balaraja Yayat menambahkan, penertiban PKL berjalan dengan lancar tanpa adanya penolakan ataupun perlawanan dari pedagang. Menurut Yayat, beberapa pedagang kaki lima terlihat sibuk membereskan sendiri sisa lapak yang ditertibkan. Untuk menertibkan PKL, Satpol PP dan Trantib menurunkan satu alat berat untuk menbersihkan sisa-sia lapak PKL
“Semua lancar tidak ada perlawanan, bahkan mereka ada yang membereskan lapaknya sendiri, “tambahnya.
Sementara itu, salah satu pedagang kaki lima yang digusur, Wahyu mengaku pasrah. Pasalnya, lahan yang dia gunakan memang bukan miliknya.
“Kami memang sudah diperingatkan, tetapi sebelum ditertibkan ya jualan saja dulu. Kami pasrah, karena mau gimana lagi, memang lahan ini bukan punya kita, ” terang penjual sayur ini. (red/sn)