Puteri Indonesia Banten 2 Berikan Donasi untuk Korban Banjir di Daerah Kaloran

Puteri Indonesia Banten 2 Berikan Donasi untuk Korban Banjir di Daerah Kaloran
Puteri Indonesia Banten 2 Shinta Yuliasmi mengunjungi daerah Kaloran salah satu daerah yang sedang tertimpa musibah banjir.

 

MetroBanten, Serang – Banjir yang melanda Serang Banten beberapa hari ini mengakibatkan beberapa rumah-rumah hancur terbawa arus banjir bahkan roboh karena tidak dapat menahan kencangnya arus air.

Sehingga membuat para warga terdampak banjir mengungsi di beberapa titik yang dianggap aman.

Warga-warga yang mengungsi pun tentunya membutuhkan uluran tangan dari Pemerintah daerah maupun masyarakat lain yang ingin berdonasi.

Seperti yang dilakukan salah satu Putri Indonesia Banten 2 Tahun 2022, pemegang gelar Putri Indonesia favorit Kepulauan Jawa 2022 Shinta Yuliasmi yang turun langsung menyumbangkan berbagai macam makanan instans, dan peralatan mandi.

Menurut Shinta, karena hampir lima tahun aktifitas sehari-harinya sebagai Flight Attendant (pramugari) dan Kantor pusat Batik air tempatnya bekerja berada wilayah Banten juga Kampus tempatnya kuliah di Binus University, juga berada di wilayah Banten, tentunya dengan kejadian itu pihaknya langsung berduka.

“Saat terjadi banjir di Kota Serang Banten, Saya dan Tim HOPE Indonesia sedang bersiap-siap untuk melakukan audiensi ke Bupati Lebak, dan melakukan advokasi pendidikan anak-anak di Rangkasbitung, serta advokasi kesehatan untuk penggunaan masker di Masyarakat Baduy Kabupaten Lebak,” ujarnya saat bertemu wartawan, Kamis (03/03/2022) di salah satu lokasi Banjir, daerah Kaujon Kota Serang.

“Mendengar informasi perihal banjir Serang tersebut, bersama Tim HOPE Indonesia kami sepakat untuk segera melakukan kunjungan dan memberikan donasi atau bantuan kepada korban banjir yang ada di Serang Banten,” ucapnya.

“Dan Alhamdulillah, walaupun terbatas saya bersama Tim HOPE Indonesia berkesempatan untuk memberikan bantuan berupa peralatan mandi dan makanan instan kepada masyarakat terdampak di sekitar lokasi,” sambungnya.

Lebih lanjut, Shinta mengatakan, bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya banjir di suatu daerah, disamping faktor daerah resapan air yang terus berkurang dan vegetasi yang semakin terbatas, juga diakibatkan oleh penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan konsep tata ruang yang ada.

BACA JUGA: Pemprov Banten Gelar Rapat Koordinasi Penanganan Banjir

Keberadaan dan kondisi ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kritis merupakan salah satu faktor terjadinya banjir.

Seperti yang terjadi di dearah Kaujon Serang Banten, dimana banyak terdapat rumah, bangunan atau pemukiman penduduk di sekitar bantaran Sungai.

Sedangkan, berdasarkan pengamatan dan informasi langsung yang dihimpun dari masyarakat yang ada disekitar Bantaran Sungai, bahwa luapan air dari Sungai Cibanten mencapai ketinggian hingga batas atas jendela rumah saat terjadi banjir, dan merusak beberapa bagian rumah akibat arus aliran sungai yang cukup deras naik kepermukaan, termasuk merusak sebagian jembatan yang melewati aliran sungai Cibanten.

Imbas dari meluapnya sungai Cibanten, menyebabkan banjir besar di daerah lain seperti di sekitar kawasan Masjid Agung Banten, Keraton Surosuwon dan Kawasan Wisata Religi yang berada di kawasan Banten lama.

“Ketinggian banjir saat saya dan tim HOPE Indonesia berkunjung ke kawasan tersebut mencapai angka sekitar 50-60 cm atau setinggi ban mobil”, ungkap Shinta ketika diminta konfirmasi tentang kondisi daerah religi paska surutnya banjir.

BACA JUGA: Wagub Banten Tinjau Pasokan Makanan di Dapur Umum BPBD

Bahkan sudah terlihat banyak posko-posko banjir yang sudah didirikan oleh Pemerintah dan beberapa lembaga atau organisasi kemasyakatan di sekitar Banten lama untuk menampung para korban banjir disekitar lokasi, termasuk pendirian dapur-dapur umum untuk para korban banjir.

Pantauan tim HOPE Indonesia pukul 18.00 WIB di kawasan Banten Lama, banjir mulai surut dengan tinggi sekitar 50-60 cm, atau hampir setinggi lutut orang dewasa, khususnya di depan Mesjid Agung Banten.

“Diperlukan koordinasi dan sinergi yang tepat antar masyarakat dan pemerintah serta instansi terkait untuk mendorong pengunaan tata lahan yang seimbang dan tidak mengganggu ekosistem wilayah bantaran sungai, serta perlu dilakukan upaya mitigasi bencana alam yang sistemik dan terintegrasi untuk menyelesaikan persoalan banjir secara komprehensif,” jelas Shinta saat menutup pembicaran dengan wartawan di sekitar lokasi terdampak banjir Serang.

“Duka korban banjir Serang menjadi duka kita semua. Banyak yang terdampak dan banyak pula yang mengungsi. Mari kita bantu, mari kita berdonasi dan jangan biarkan mereka menghadapinya sendiri. Bersama kita bisa, bersama kita bersatu untuk Banten yang mandiri, maju dan Sejahtera,” pungkas Shinta kepada metrobanten.co.id. (Ds)

Back to top button