Puluhan Hektar Sawah di Kabupaten Serang Gagal Panen Akibat Banjir

Puluhan Hektar Sawah di Kabupaten Serang Gagal Panen Akibat Banjir
Puluhan Hektar Sawah di Kabupaten Serang Gagal Panen Akibat Banjir.

 

MetroBanten, Serang – Banjir yang melanda Kota/Kabupaten Serang kini mulai berdampak pada rusaknya area sawah.

Beberapa di antaranya, persawahan milik warga di Desa Margasana, Kecamatan Kramatwatu, yang nampak sudah siap panen, namun rusak tersapu oleh derasnya air banjir.

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, menyebut sebanyak 30 hektar lahan persawahan padi di Kecamatan Mancak, puso.

Hal itu diketahui, akibat terendam banjir yang terjadi beberapa hari lalu. Dengan usia tanam padi, berkisar antara 30 sampai 70 hari.

Kepala Distan Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan, lahan pesawahan tersebut terendam banjir hampir 10 hari, terhitung dari 2 Maret lalu. Banjir berasal dari aliran Sungai Rawa Danau yang meluap, usai diguyur hujan terus menerus.

BACA JUGA: Pengusaha Asal Italia Tinjau Lokasi Budidaya Rumput Laut di Aquaculture

“Hari ini, kita terima data terakhir yang puso ada 30 hektar di Mancak. Total persawahan yang terendam, ada sekitar 100 hektar, 70 hektar selamat. Seperti di Pemengkang, Kramatwatu, hari ini banjir malamnya atau sorenya dan besoknya surut, jadi hanya limpasan,” kata Zaldi, dikutip dari laman Satelitnews Kamis (10/3/2022).

Kata Zaldi, setelah mendapat laporan itu, pihaknya akan segera melakukan verifikasi ulang. Jika belum ikut asuransi usaha tani padi, maka akan mendapat bantuan berupa benih.

BACA JUGA: Pemkot Tangsel Gelar Uji Emisi di Kawasan Bintaro Jaya Xchange

“Kalau melihat, sekarang masih ada hujan InsyaAllah bisa langsung ada penggantian benih, jadi langsung bisa tanam lgai,” tuturnya.

Terkait kerugian, kata Zaldi, jika dikalikan Rp6 juta per hektar dengan luasan lahan yang puso tersebut, maka kerugian mencapai Rp180 juta.

Diakui Zaldi, pada peristiwa banjir kali ini luas lahan persawahan yang terendam termasuk paling besar. Karena efeknya sampai ke wilayah Kota Serang.

“Dulu di daerah Ciujung di aliran Bendung Pamarayan, pernah banjir dan pernah puso. Tapi sekarang terbesar,” imbuhnya.

Back to top button