Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (22 Juli 2022)
MetroBanten – Mencermati pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A, Perkembangan Nilai Tukar 18- 22 Jul 2022
Pada akhir hari Kamis, 21 Juli 2022
- Rupiah ditutup di level (bid)030 per dolar AS.
- YieldSBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 7,47%.
- DXY[1]melemah ke level 106,91.
- YieldUST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 2,875%.
Pada pagi hari Jumat, 22 Juli 2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.020 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun di level 7,46%.
Aliran Modal Asing (Minggu III Juli 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 138,38 bps per 21 Juli 2022 dari 158,72 bps per 15 Juli 2022.
- Berdasarkan data transaksi 18 – 21 Juli 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp4,21 triliun terdiri dari jual neto Rp4,63 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,42 triliun di pasar saham.
- Berdasarkan data setelmen s.d. 21 Juli 2022, nonresiden jual neto Rp138,60 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp56,01 triliun di pasar saham.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Juli 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu ketiga Juli 2022 diperkirakan sebesar 0,55% (mtm).
- Komoditas utama penyumbang inflasi Juli 2022 sampai dengan minggu ketiga yaitu cabai merah sebesar 0,19% (mtm), bawang merah sebesar 0,12% (mtm), angkutan udara sebesar 0,07% (mtm),
- Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,06% (mtm), cabai rawit sebesar 0,05% (mtm), tomat dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02% (mtm), daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk, air kemasan, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
- Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,05%, mtm), jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm), telur ayam ras, kangkung, bayam, sawi hijau, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. (Red)