Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Warga Kalipasir Arak Perahu dan Bagikan Besek di Masjid Jami Kalipasir

Metrobanten, Tangerang – Maulid Nabi SAW 1444 H, Warga Kampung Kalipasir arak perahu keliling kampung, sebagai bentuk kebanggaan umat muslim dalam memperingati lahirnya Nabi Muhammad SAW khususnya warga Kalipasir, Sabtu (8/10/22).
Selain memperinggati hari lahir Nabi Muhammad, ini juga sebagai tradisi warga Kampung Kalipasir yang memang sudah sejak dulu melakukan hal tersebut. Adapun tujuan dari arak-arakan perahu di bulan Maulud itu sebenarnya untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Disamping itu arak-arakan perahu ini adalah sebuah tradisi turun temurun kita yang tercatat dalam dokumentasi sejak tahun 1939,” papar Raufi Syarofi Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Kalipasir Bidang Cagar Budaya.
Lebih lanjut, Raufi mengatakan, arak-arakan ini adalah sebagian dari syiar Islam untuk disampaikan kepada masyarakat yang berada di wilayah Kota Tangerang. Dan hal itu memang berawal dari bantaran sungai Cisadane, khususnya di Kalipasir, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Banten.
Terkait dengan sejarah, Arak-arakan ini tradisi yang pernah dilakukan oleh Kesultanan Banten pada tahun 1639. Pada saat itu merupakan Sultan Banten Abdul Mufakhir Mahmud Abdulkadir yang mendapatkan gelar Sultan dari Kekhalifaan Turki Usmani.

Dengan diberikannya gelar tersebut, semua kitab-kitab ke-Islaman yang diberikan itu diarak keliling istana hingga wilayah sekitarnya, maka jadilah sebuah tradisi arak-arakan, seperti yang saat ini dilakukan di Kampung Kalipasir salah satunya.
“Arak-arakan perahu di Kalipasir dilakukan oleh semua warga setempat, yang terkait dan bertanggung jawab adalah DKM Jami Kalipasir beserta warga,” ujarnya.
Dalam Arak-arakan ini juga disertai dengan pembagian ratusan besek makanan yang berasal dari warga dan diberikan untuk warga kurang mampu yang merupakan sebagai bentuk sedekah bersama.
“Karena dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini, agar kita terus melakukan banyak bersedekah,” katanya.
Sementara, untuk pembacaan Kitab Maulid dilakukan ba’da Dzuhur hingga Ashar, pembacaan Maulid ini juga adalah bagian dari tradisi arak-arakan perahu.
Dimana Kampung Kalipasir adalah daerah yang menjadi tempat singgah para ulama besar dari berbagai daerah. Maka disitulah pembacaan Maulid di kalipasir ini mempunyai ciri tersendiri yang menggunakan lagam Martapura dicampur dengan lagam Sunda.
“Kitab Maulid itu berisi sejarah tentang Nabi Muhammad SAW dari saat dilahirkan dan mulainya awal kehidupan Nabi, dari sifatnya, perilakunya, sampai perjalanan syiarnya yang semua itulah yang menjadi suri tauladan untuk kita sebagai umatnya,” pungkas Yopi panggilan akrabnya. (Ds)
