Peringati HUT Ke 494, Kabupaten Serang Terbentuk Sejak 8 Oktober 1526

Pemda Peringati HUT Ke 494, Kabupaten Serang Terbentuk Sejak 8 Oktober 1526
Masjid Agung Banten, Banten Lama,

 

Metrobanten, Serang – Peringatan Hari Ulang Tahun atau HUT ke-494 Kabupaten Serang, Kamis 8 Oktober 2020, akan dilakukan secara sederhana. Sejumlah harapan pun disampaikan oleh unsur pimpinan hingga tokoh masyarakat di Kabupaten Serang.

Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Serang Ade Ariyanto mengatakan saat ini adalah tahun pandemi harapannya sesegera mungkin Covid-19 bisa cepat sirna dan masyarakat sehat semua. Disamping itu pemulihan ekonomi masyarakat bisa segera kembali.

Baca juga: Ratusan Remaja Akan Melakukan Aksi ke DPR di Tes Rapid, 10 Orang Reaktif Corona

“Kesehatan dan protokol jadi prioritas utama,” ujarnya kepada Kabar Banten, Rabu 7 Oktober 2020.

Dalam peringatan HUT ke-494 Kabupaten Serang ini, dipastikan tidak akan ada perayaan. Hanya dilakukan secara sederhana yakni menggelar paripurna dan tak ada kegiatan lain.

“Tidak ada perayaan hanya sederhana saja paripurna. Tidak ada kegiatan lain mensyukuri nikmat saja,” ucap Ade.

Baca juga: Kota Tangerang Ditetapkan Sebagai Zona Oranye, Pemkot Maksimalkan Fasilitas Isolasi Mandiri

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Serang Tubagus Entus Mahmud Sahiri berharap pelaksanaan HUT berjalan lancar. Meski sederhana bisa tetap berjalan khidmat lancar dan yang terpenting esensi kita menyadari bahwa Kabupaten Serang sudah berusia 494 tahun.

Catatan sejarah terbentuknya Kabupaten Serang

Banten Lama yang terletak di Teluk Banten dulunya merupakan pusat Kesultanan Banten. Kawasan ini merupakan tempat di mana kapal-kapal Belanda mendarat untuk pertama kalinya di Indonesia. Di daerah ini terdapat 2 situs sejarah religius yang berdampingan, yaitu Masjid Agung dan Vihara Avalokitesvara.

Beberapa harta karun dari China ditemukan di daerah Banten Lama, berupa Patung Giok berbentuk naga yang cukup besar serta beberapa perabot mewah dari bahan yang sama.

Keberadaan benda-benda yang sangat bernilai tersebut ternyata luput dari perhatian pemerintah lokal, dan konon masih dimiliki oleh sang penemu harta tersebut.

Sejarah Kabupaten Serang tidak terlepas dari sejarah Banten pada umumnya, karena Kabupaten Serang merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Banten yang berdiri pada abad ke-16 dengan pusat pemerintahannya terletak di Serang (sekarang menjadi bagian wilayah Kota Serang).

Sebelum abad ke-16, berita-berita tentang Banten tidak banyak tercatat dalam sejarah, konon pada mulanya Banten masih merupakan bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda.

Menurut salah satu versi sejarah, dahulu ketika tanah Sunda masih dalam kekuasaan Kerajaan Pajajaran (zaman Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi : 1482-1521 M), di Banten sudah terdapat dua kerajaan, yaitu Kerajaan Banten Girang dan Kerajaan Banten Pasisir.

Banten Girang dipimpin oleh Adipati Suranggana, dan Banten Pasisir dipimpin oleh Adipati Surosowan. Keduanya itu konon adalah putra Prabu Siliwangi buah perkawinannya dengan Dewi Mayang Sunda.

Adipati Surosowan mempunyai seorang puteri bernama Kawung Anten yang kemudian diperistri oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) dari Cirebon. Dari pasangan ini terlahir seorang anak laki-laki bernama Sabakingking.

Sebagai putra Sunan Gunung Jati, Sabakingking mewarisi kepandaian ilmu agama Islam dan ahli dalam memerintah sebuah kerajaan.

Maka setelah berhasil menaklukkan Banten Girang pada tahun 1525, dan mempersatukannya dengan Banten Pasisir, Sabakingkingmendirikan kesultanan Islam di Banten yang pertama.

Atas prakarsa SyarifHidayatullah, pusat pemerintahan yang semula bertempat di Banten Girang dipindahkan ke Banten Pasisir. Penobatan Sabakingking dengan gelar

“Maulana Hasanuddin” sebagai pemimpin dan yang meng-Islam-kan Banten, dilakukan pada tanggal 1 Muharram 933 H yang bertepatan dengan tanggal 8 Oktober 1526 M. (arsa/referensi sejarah kesultanan Banten)

Back to top button