Pengusaha Peti Mati Kebanjiran Order di Saat Pandemi COVID-19
Metrobanten, Tangerang – Berawal dari dua anggota keluarga yang meninggal akibat Covid-19 dan kesulitan mendapat peti mati, Lie A Min dan Jimmy, pengusaha furnitur di Kecamatan Benda, Kota Tangerang mengubah setengah pabrik miliknya, menjadi produksi peti mati Covid-19.
“Dua anggota keluarga saya meninggal karena Covid-19, dan mendapat peti mati yang tidak bagus. Rekan bisnis saya Jimmy seorang event organizer kematian, yang juga kewalahan akan kebutuhan peti mati. Mulai disitulah kami berdua berkolaborasi,” ungkap Lie A Min, owner pabrik furnitur Funisia Perkasa, Rabu (14/10/20).
Ia mengungkapkan, peti mati Covid-19 mulai ia produksi sejak Maret. Sejak itu, Lie A Min dan Jimmy berkomintmen hadir untuk membantu Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19.
Baca juga: Bupati Zaki Ceritakan Sejarah Hari Jadi Ke-388 Dalam Webinar Bersama ICMI
Salah satunya, memproduksi peti mati harga murah, mulai Rp1 jutaan dengan kualitas kayu terbaik. “Kami membantu banyak RS di Indonesia tak terkecuali RSUD Kota Tangerang, dalam memenuhi ketersediaan peti mati,” katanya.
Sementara itu, Jimmy mengungkapkan, hingga saat ini ia sudah memproduksi lebih dari 4.000 peti mati yang ia sebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Mulai dari Jabodetabek hingga Merauke.
“Kami sehari mampu produksi sekitar 50 hingga 100 peti. Permintaan dan pengiriman tidak pernah ada hentinya setiap harinya. Kami hampir kewalahan,” jelas Jimmy.
Baca juga: Kabiddokes Polda Banten Pimpin Pelatihan Pengambilan Rapid Swab Anti Gen Covid-19
Jimmy pun mengungkapkan, tak sekadar melayani RS swasta, Pemda hingga berbagai yayasan, labrik furnitur Funisia Perkasa juga membuka donasi peti mati untuk mereka yang membutuhkan.
“Banyak donatur yang datang ke sini, memberikan sumbangannya untuk bantuan peti mati. Petugas kami yang akan kirim ke berbagai RS. Baik itu RS sesuai permintaan donatur atau sesuai mana RS yang lagi butuh saja,” katanya.
Di tengah derasnya pesanan peti mati, Lie A Min dan Jimmy pun mengaku, tidak berharap pesanan peti mati terus meningkat, meski jumlah kasus Covid-19 di tanah air terus bertambah.
“Kami tidak mau produksi peti mati ini tak kunjung berakhir. Tempat kami cari duit adalah furnitur. Kami ingin pandemi berakhir dan Indonesia cepat pulih,” tegasnya. (red)