Pemkot Tangsel Terapkan Program Penurunan Angka Stunting

Pemkot Tangsel Terapkan Program Penurunan Angka Stunting
Pemkot Tangsel Terapkan Program Penurunan Angka Stunting.

 

MetroBanten, Tangsel – Pemerintah Kota Tangerang Selatan lakukan sejumlah program untuk menekan angka stunting. Dimana dari grafik jumlah, angka kelahiran stunting dari tahun 2019 sebesar 15,35 persen menjadi 19,49 persen.

Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie menjelaskan bahwa program Stunting ini perlu digalakkan. Bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional, dirinya mengingatkan bahwa masih banyak PR atau pekerjaan yang perlu dilakukan.

Terkait dengan Hari Keluarga Nasional yang diperingati sejak 29 Juni 1993, dan tanggal 29 juni telah ditetapkan sebagai hari keluarga nasional melalui keputusan presiden nomor 39 tahun 2014.

Bahwa ketetapan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat terhadap pentingnya keluarga kecil dan sejahtera.

”Keberhasilan pembangunan tidak hanya cukup dicapai melalui pembangunan fisik semata. Namun peran institusi sosial seperti keluarga sangatlah penting,” ujarnya, lalu menambahkan bahwa hal itu disebabkan perkembangan setiap manusia dimulai dari keluarga.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Lantik Dua Menteri Baru Kabinet Indonesia Maju

Selain itu dari keluarga, karakter serta mentalitas dibentuk dan dalam keluarga potensi diri dikembangkan sehingga jadilah anak Indonesia berdaya saing, berbudi pekerti dan berakhlak santun demi terwujudnya generasi emas tahun 2045.

Peringatan ini sendiri dilakukan dengan ditandainya kegiatan satu juta akseptor, semua alat kontrasepsi.

Pelayanan juta akseptor, semua alat kontrasepsi di seluruh Indonesia dalam waktu satu hari. Hari ini pelayanan satu juta akseptor, seluruh indonesia dilayani alat kontrasepsi.

Adapun tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas sebagai pasangan usia subur. Dan pelaksanaan kegiatan di Kota Tangsel ini bekerjasama dengan seluruh stakeholder terkait.

Benyamin menambahkan bahwa yang sekarang Pemerintah hadapi adalah mengenai prevalensi stunting. Dimana berdasarkan hasil riset dasar tahun 2018, penurunan prevalensi stunting balita di tingkat nasional dari 37,2 persen tahun 2013 menjadi 30,8 persen pada 2018.

Dan diharapkan sesuai dengan perpres nomor 72 tahun 2021, penurunan stunting tahun 2024 dapat menjadi 14 persen.

Sementara di Kota Tangsel sendiri prevalensi stunting mengalami kenaikan 15,39 persen pada tahun 2019 menjadi 19,4 persen pada tahun 2021 dan ditargetkan penurunan stunting sampai dengan tahun 2024 menjadi sebesar 5,9 persen.

BACA JUGA: Peringati HLH, Pemkab Serang Tanam Ribuan Pohon di Desa Sasahan

Oleh karena itu diperlukan percepatan penurunan stunting dengan membentuk tim percepatan penurunan stunting tingkat kota, kecamatan dan kelurahan di Kota Tangsel. Bahkan RS Serpong Utara kita jadikan RS dengan tematik stunting di Kota Tangsel.

”Mudah mudahan ini dapat membantu kita untuk terus menurunkan angka stunting di Kota Tangsel,” ujarnya.

Sementara Plt. Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Banten Dadi Ahmad Riswandi menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan launching pelayanan KB serentak sejuta akseptor dan juga peluncuran bapak asuh anak stunting dalam rangka hari Harganas (Hari Keluarga Nasional) ke-29 yang rencananya di tingkat nasional.

”Tingkat nasional akan diselenggarakan di Sumatera Utara, sementara tingkat Provinsi akan digelar di Kota Cilegon,” ujarnya.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan akses pelayanan KB yang berkualitas bagi pasangan usia subur. Kemudian tujuan khususnya adalah meningkatkan komitmen pemerintah daerah serta mitra kerja program KB.

Selain itu meningkatkan intensifikasi pelayanan KB di fasilitas kesehatan melalui kegiatan momentum layanan sejuta akseptor tahun 2022. Disusul meningkatkan capaian KB baru dan juga menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi.

”Adapun hasil yang diharapkan adalah, meningkatkan komitmen pemerintah daerah, organisasi klinik, rumah sakit dan organisasi profesi dalam mendukung intensifikasi pelayanan kb dan faskes dalam kegiatan momentum khususnya kb sejuta akseptor. Kemudian meningkatkan capaian dan keberlangsungan pemakaian kontrasepsi,” ujarnya.

Direktur kesehatan bina reproduksi BKKBN RI Safrina Salim menjelaskan bahwa program Keluarga Berencana ini sedang dibangkitkan kembali dengan jargon yang baru, slogan baru yang mengatakan, berencana itu keren.

”Nah itu adalah bahasa milenial, supaya anak remaja, milenial sekarang juga memahami dan masuk ke dalam hatinya BKKBN. BKKBN dulu mengatakan dua anak itu cukup, sepertinya kalau jaman sekarang agak sedikit ekstrim. Tapi BKKBN sekarang mengatakan dua anak lebih sehat,” ujarnya.

BKKBN sebagai koordinator stunting salah satu yang bertanggungjawab yang diberikan oleh Presiden RI bagaimana bersama-sama kementerian dan lembaga kita bisa mengatasi stunting. Sehingga kondisi stunting yang sekarang ini dapat turun di 2024 itu di 14 persen.

Dirinya memberikan apresiasi sangat untuk Banten, yang sebenarnya sudah launching orang tua asuh yang sebenarnya kita itu mau nanti melaunchingkan secara nasional.

”Ini luar biasa banten nih. Sudah mendahului pusat,” ujarnya.

Dia berharap beberapa sasaran strategis BKKBN dapat terwujud, begitu juga dengan akses pelayanan KB dapat diperluas di masyarakat. (Red)

Back to top button