Pemkot Serang Berikan Teguran McDonal’s Karena Timbulkan Kerumunan
Metrobanten, Serang – Resto cepat saji McDonald’s dengan iming-iming promo diskon BTS Meal menjadi viral, para pengendaran GoFood sampai saat ini kerap memadati resto cepat saji tersebut hingga membuat kerumunan.
Pemerintah Kota Serang, Banten memberikan teguran kepada restoran cepat saji, McDonal’s, karena menimbulkan kerumunan warga dengan adanya promo di lokasi tersebut di tengah pandemi COVID-19.
Dilansir dari laman Antarnews.com, Wali Kota Serang Syafrudin, mengaku kecolongan dengan adanya kerumunan di pusat perbelanjaan dalam situasi pandemi COVID-19 ini.
“Ini kami kemarin kecolongan. Karena situasi kemarin nampaknya sama dengan kerumunan yang ada di Giant,” katanya.
Baca juga: Hadiri Silahturahmi, Wali Kota Tangsel Apresiasi Semangat Komunitas Anggur
Dia mengatakan kerumunan orang yang terjadi kemarin di McDonald’s dengan iming-iming promo diskon BTS Meal itu, hampir sama dengan kejadian sebelumnya di Giant.
Ia mengaku tidak mengerti kenapa hanya membuka promo satu produk makanan saja sampai terjadi kerumunan orang, terutama bagi ojek daring.
“Posisi masyarakat memang sudah benar, memesan dari rumah. Tapi ketika pemesanan itu dilakukan secara bersamaan dengan produk yang sama juga maka otomatis terjadi kerumunan,” kata dia.
Baca juga: Launching Penghargaan Industri Hijau 2021: Arief Jadi Wakil Daerah se-Indonesia
Atas kejadian ini, pihaknya sudah memberikan teguran kepada managemen McDonald, bahkan saat itu juga Tim Satgas COVID-19 Kota Serang turun ke lapangan.
“Sudah kami berikan teguran langsung kemarin,” kata dia.
Terkait dengan sanksi yang diberikan, pihaknya baru bisa memberikan teguran. Namun, jika terulang lagi secara otomatis Pemkot Serang menindak tegas.
“Sama kayak Giant kalau nanti terjadi kerumunan lagi akan kami tutup,” katanya.
Saat ini, Kota Serang berubah menjadi zona oranye atau risiko sedang penyebaran virus COVID-19, meskipun tingkat keterpakaian tempat tidur di RSUD Kota Serang baru 16 tempat
“Hanya 16 ‘bed’ (tempat tidur) yang terisi, artinya jumlah pasien COVID-19 memang cenderung sedikit jika melihat keterpakaian ‘bed’-nya,” kata dia.