APBN Berkinerja Nyata Mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional

MetroBanten – Kasus harian dan kematian akibat varian baru Covid-19 global meningkat. Sementara di Indonesia, kasus domestik juga meningkat meskipun tingkat hospitalisasi masih terkendali. Meski demikian, perkembangan kasus Covid-19 perlu diantisipasi dengan akselerasi vaksinasi.
Di Indonesia, vaksis dosis 1 telah diberikan kepada 202,81 juta orang (75,1% populasi), dosis 2 kepada 170,36 juta orang (63,1% populasi), dan vaksin booster telah diberikan kepada 57,75 juta orang (21,4% populasi).
Risiko bergeser dari pandemi ke tekanan ekonomi global. Tekanan inflasi global masih tinggi dan mendorong kenaikan suku bunga di banyak negara serta berpotensi meningkatkan cost of fund dan lebih ketatnya likuiditas global.
Selain berlanjutnya inflasi dan pengetatan moneter, potensi krisis utang global dan potensi stagflasi perlu diwaspadai.
Sementara itu, perlambatan aktivitas manufaktur global berlanjut, didorong penurunan tingkat permintaan dan ekspor, serta tingkat output yang tidak berubah.
Di sisi lain, tekanan pada pasar keuangan global berangsur mereda pasca FOMC meeting bulan Juli 2022. Lebih jauh, prospek pertumbuhan ekonomi global melemah akibat berlanjutnya konflik geopolitik, meningkatnya risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global.
BACA JUGA: Bupati Zaki Dampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto Buka GIIAS
IMF memperkirakan pertumbuhan global tahun 2022 dan 2023 masing-masing sebesar 3,2% dan 2,9% (yoy), lebih rendah 0,4 pp dan 0,7 pp dari perkiraan April 2022 seiring risiko stagflasi dan ketidakpastian pasar keuangan yang semakin meningkat.
Beralih ke domestik, pemulihan ekonomi nasional menguat signifikan didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat, investasi dan kinerja ekspor.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II mencapai 5,4%, ditopang hampir semua sektor dan merata secara spasial. Berbagai indikator dini juga menunjukkan tren yang masih kuat memasuki kuartal III 2022.
Kondisi ekonomi Indonesia mendapat apresiasi dari lembaga internasional. Hal ini ditandai dengan perbaikan outlook peringkat kredit dari S&P dan afirmasi dari Fitch, R&I dan JCR, di tengah maraknya aksi penurunnan peringkat kredit pada negara lain.
Pemulihan ekonomi domestik berjalan baik namun risiko global khususnya yang berasal dari inflasi, pengetatan moneter dan resesi negara maju harus diwaspadai.
Kinerja APBN bulan Juli kembali mencatatkan surplus, ditopang kinerja pendapatan yang masih tumbuh tinggi.
“Inilah yang nanti kita akan terus jaga supaya kesehatan APBN akan menjadi faktor untuk menciptakan sentimen positif, sehingga pemulihan ekonomi juga akan terus berlangsung padahal kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja. Dengan adanya APBN yang relatif kuat dan sehat ini memberikan keyakinan, confidence dan juga sentimen yang diharapkan positif,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Agustus secara daring.
Di sisi lain, belanja negara mulai tumbuh dan perlu terus diakselerasi, kinerja investasi juga diupayakan tetap maksimal untuk mendukung pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat.
Pembiayaan APBN terjaga, namun tetap merespon dinamika pasar keuangan yang volatile. Kebijakan APBN 2022 menjadi pondasi penting menghadapi dinamika global dan penyehatan APBN ke depan. Demikian disampaikan dalam publikasi APBN Kita edisi Agustus 2022.
Perekonomian Indonesia Masih Kuat di Tengah Tren Perlambatan Ekonomi di Berbagai Negara pada Kuartal II 2022
Laju pemulihan ekonomi Indonesia melampaui ekspektasi pasar. Di tengah dinamika perekonomian global, kinerja pemulihan terus berlanjut dan semakin menguat pada Triwulan II 2022 yang tumbuh hingga 5,4%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh kuat di tengah krisis dan ketidakpastian global, bahkan PDB riil Indonesia jauh lebih kuat dibandingkan rata-rata pre-pandemi.
Berbagai indikator konsumsi melanjutkan tren penguatan, ditunjukkan oleh aktivitas masyarakat yang sudah kembali normal seiring dengan Covid-19 yang semakin terkendali. Google Mobility Indeks per 5 Agustus 2022 kembali naik di angka 20,9%.
BACA JUGA: Peran BUMN dalam Pencapaian Pertumbuhan Ekonomi di TW II 2022
Sejalan dengan hal tersebut, Indeks penjualan eceran Juli diperkirakan sebesar 204,9, relatif sama dengan bulan Juni mencapai 206,6. Secara tahunan tumbuh 8,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian Juni 4,1%.
Kemudian Mandiri Spending Index mencapai 132,7 seiring dengan kuatnya konsumsi dan mobilitas masyarakat.
Selanjutnya, perkembangan indikator produksi mendukung penguatan ekonomi. Indeks PMI Manufaktur Indonesia Juli 2022 berada pada level 51,3, naik dibanding bulan lalu di 50,2 di tengah kontraksi dan pelemahan manufaktur di negara besar seperti Eropa dan AS.
Konsumsi listrik tumbuh positif, secara total tumbuh 11,7% (yoy), ditopang oleh konsumsi listrik untuk industri dan bisnis, menunjukkan masih kuatnya aktivitas dunia usaha.
Selain itu, kapasitas produksi manufaktur dan pertambangan terus membaik mendekati level prapandemi.
Inflasi Indonesia mengalami peningkatan, namun masih moderat. Tekanan akibat harga global sebagian diserap APBN sehingga transmisi ke domestik relatif terbatas. Selanjutnya, volatilitas global turut berdampak terhadap arus keluar dari emerging markets, termasuk Indonesia.
Namun dari segi kepemilikan, kepemilikan SBN masih didominasi oleh perbankan dan BI, sementara porsi kepemilikan asing turun secara bertahap sejak akhir 2019 (38,57%) ke angka 15,52% per 5 Agustus 2022, meskipun di awal Agustus mulai terjadi inflow. Kinerja pasar SBN terdampak volatilitas global.
Meski tetap terjaga, perlu diwaspadai pengaruh normalisasi kebijakan moneter global pada peningkatan cost of fund. (Hms)