Wiranto Hadiri Seminar : Narkoba Musuh Terbesar Bangsa

Metrobanten, Tangsel- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menghadiri seminar nasional Forum Mahasiswa Anti Narkoba di UIN Syarif Hidayatullah, Jalan Ir. Juanda, Kecamatan Ciputat, Kamis (28/3/19).

Pada acara seminar tersebut  Wiranto menegaskan, musuh terbesar bangsa Indonesia Khususnya anak muda adalah Narkoba.

Ketua Umum Partai Hanura tersebut menambahkan bahwa serangan terbesar bukanlah serangan dari negara lain dalam bentuk peperangan senjata, melainkan serangan dalam bentuk peredaran narkoba yang sangat masif.

“Di Indonesia ini sudah beredar jenis narkoba terbaru, ini menunjukan negara kita rawan akan hal itu, jadi perang terbesar Indonesia itu memerangi narkoba,” ujarnya

Wiranto menyebut dirinya pernah menyambangi daerah Kalimantan Timur untuk menyelidiki para pengedar, dan menurutnya yang paling masif peredarannya itu ada di jalan-jalan tikus atau jalan kecil yang jarang dilewati masyarakat.

“Pengedaran yang besar itu justru di daerah yang jarang terjamah warga bukan di daerah ramai atau perkotaan, tapi bukan berarti di kota itu tidak ada. Saat transaksi di jalan-jalan tikus itu pasti dipenuhi pengedar,” tukasnya.

Oleh karenanya, menurut Wiranto yang perlu diberikan pemahaman dan pengawasan adalah anak-anak muda yang menjadi generasi penerus bangsa.

Selain berbicara masalah narkoba, dalam acara tersebut Wiranto menceritakan perjalanan karirnya, menurutnya dirinya bukanlah orang yang gila kekuasaan.

Dia mengatakan, jika mau, dia bisa saja jadi presiden ketika tragedi 1998 pecah.
Wiranto melanjutkan, Presiden pertama RI Sukarno dan Mohammad Hatta sebagai bapak bangsa merupakan sosok yang sangat cerdas dan visioner. Dia mengagumi keduanya karena mampu merumuskan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kita bebas dari penjahaan tahun 1945, Bung Karno, Bung Hatta mendeklarasikan, memproklamirkan kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia. Membangun visi Indonesia ke depan bagaimana, visinya bijak sekali, negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, Ini merupakan satu visi yang sangat luar biasa, karena setelah merdeka, harus bersatu,” katanya.

Dikatakannya, tidak mungkin tanpa persatuan bisa membangun bangsanya. Tidak mungkin tanpa bersatu bisa berdaulat. Dan tidak mungkin tanpa berdaulat bisa membangun keadilan sosial bagi rakyat Indonesia.

“Itu hebatnya. Dengan demikian, kita melaksanakan langkah-langkah dengan visi itu lah Indonesia selamat dari perpecahan,” pungkasnya.
(Dli)