Mengenal Social Butterfly, Karakter Orang yang Mudah Berteman
Metrobanten – Kamu kenal seseorang yang supel, karismatik, dan punya lingkaran pertemanan yang luas? Atau mungkin kamu sendiri yang memiliki sifat-sifat tersebut?
Nah, sosok seperti itu dikenal juga dengan sebutan social butterfly. Untuk tahu lebih lanjut tentang social butterfly, simak artikel ini, yuk!
Social butterfly adalah sebutan untuk seseorang yang mudah berbaur dengan orang lain. Layaknya kupu-kupu yang bisa hinggap di bunga mana saja, seorang social butterfly juga dapat masuk ke lingkungan pertemanan mana saja. Sehingga, tak heran apabila seseorang dengan karakteristik social butterfly memiliki banyak teman, bahkan terkadang di tempat-tempat yang tak terduga.
Mari simak penjelasan selengkapnya tentang apa yang dimaksud dengan social butterfly dalam artikel di bawah ini.
Apa itu Social Butterfly?
Social butterfly adalah istilah untuk menyebut seseorang yang mudah bersosialisasi dengan orang lain, bersikap ramah, dan biasanya disukai banyak orang. Pemilik karakter ini memahami bagaimana cara mengalihkan perhatian orang lain kepadanya.
Istilah ini menggunakan analogi kupu-kupu karena orang yang disebut sebagai social butterfly dianggap bisa “hinggap” di mana saja. Karena dianggap bisa dengan mudah membaur dengan orang lain, tak jarang social butterfly dikaitkan dengan kepribadian ekstrovert.
Meski karakter ini terkesan cukup positif, social butterfly rupanya memiliki kelemahan dan tantangannya tersendiri, salah satunya yaitu cenderung mementingkan hubungan sosial dibandingkan kehidupan pribadinya.
Karakteristik Social Butterfly
Supaya lebih jelas, yuk ketahui beberapa karakteristik yang biasanya dimiliki oleh seorang social butterfly:
1. Suka bersosialisasi
Social butterfly adalah extrovert sejati. Ini artinya, ia mendapatkan dan memulihkan energinya dari interaksi sosial. Maka dari itu, seorang social butterfly sangat suka menghabiskan waktunya bersama orang lain.
Seorang social butterfly biasanya sangat suka datang ke banyak acara, tidak pernah menghindari situasi baru, serta tidak takut untuk menjalin pertemanan dengan orang yang baru dikenalnya, termasuk melalui media sosial.
2. Pandai berkomunikasi
Social butterfly biasanya juga merupakan seorang pembicara yang terampil. Terkait hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi, seperti mengobrol dengan orang asing, menjadi pembicara di acara profesional, atau sekadar berdiskusi ringan dengan lingkaran sosialnya, bukanlah hal yang sulit bagi seorang social butterfly.
3. Karismatik
Karena selalu nyaman dan percaya diri dalam situasi sosial, orang lain cenderung menganggap seorang social butterfly sebagai sosok yang supel, hangat, menyenangkan, dan karismatik. Nah, hal-hal inilah yang membuat seorang social butterfly gampang dikenal dan disukai oleh banyak orang dari segala usia.
4. Punya lingkaran sosial yang luas
Lagi-lagi karena kecintaannya terhadap interaksi sosial, seorang social butterfly selalu ingin memperluas koneksi sosialnya. Aura positif yang dipancarkannya pun akan membuat seorang social butterfly lebih mudah diterima oleh suatu kelompok, sehingga memungkinkannya untuk memiliki banyak lingkaran pertemanan.
5. Cenderung kurang tepat waktu
Karena padatnya jadwal dan kegiatan hariannya, seorang social butterfly juga bisa menjadi pribadi yang kurang tepat waktu. Tidak jarang juga jika jadwal hariannya sangat padat, seorang social butterfly bisa membatalkan janji temu secara tiba-tiba. Biasanya ini karena ia merasa kelelahan.
6. Sulit menjalin hubungan yang intim
Memiliki lingkaran pertemanan yang banyak memang baik, tapi hal ini juga sering kali menjadi penyebab seorang social butterfly kesulitan untuk membangun hubungan yang intim dengan orang lain. Sebaliknya, dalam kebanyakan lingkaran sosialnya, social butterfly biasanya hanya menjalin hubungan yang dangkal.
Perubahan yang Perlu Dilakukan oleh Seorang Social Butterfly
Meski tidak ada yang salah menjadi seorang social butterfly, ada beberapa perubahan yang bisa dilakukan oleh seorang social butterfly untuk memaksimalkan potensi diri, yaitu:
- Buat jadwal untuk bertemu dengan teman, misalnya setelah selesai bekerja. Ini berguna untuk menghindari tertundanya pekerjaan karena terlalu sibuk bersosialisasi.
- Belajar untuk menghabiskan waktu seorang diri, misalnya dengan membaca buku atau berjalan-jalan seorang diri. Ini bermanfaat untuk mencegah timbulnya stres jika kondisi tidak memungkinkan untuk bersosialisasi.
- Belajar untuk membangun hubungan yang lebih intim dengan orang lain, misalnya dengan membuat prioritas pertemuan, sehingga hubungan sosial yang dibangun pun bisa lebih bermakna.
Dengan kontrol diri yang baik, menjadi social butterfly sebenarnya bisa membawa serangkaian efek positif bagi kehidupan. Namun, kalau sebagai social butterfly kamu justru merasakan efek negatif, seperti sering terjebak dalam permasalahan orang lain, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog untuk mendapatkan saran yang tepat.
(Arsa)