Kerajinan Bambu di Kabupaten Lebak Tembus Pasar Eropa dan Amerika
MetroBanten, Lebak – Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak menyebutkan, produk kerajinan bambu daerah mampu menembus pasar ekspor sehingga memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kami memberikan apresiasi kepada pengrajin bambu yang memproduksi mebel dan perabotan rumah tangga yang dipasok ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika,” kata Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak di Lebak, Kamis (14/05/2022)
Kerajinan bambu itu diekspor melalui CV Shaniqua Marigold Bamboo yang berlokasi di Pasir Ona Desa Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak. Kehadiran perusahaan tersebut menyerap tenaga kerja dan bisa mengatasi masalah pengangguran.
Pemerintah daerah terus mendorong pelaku usaha kerajinan bambu tumbuh dan berkembang sebab wilayah Kabupaten Lebak merupakan penghasil tanaman bambu.
BACA JUGA:
Selain itu pihaknya juga menggerakkan masyarakat menanam perkebunan bambu pada daerah aliran sungai (DAS) maupun di lahan-lahan milik Perum Perhutani, perkebunan dan lahan masyarakat.
Manfaat tanaman bambu cukup besar bagi konservasi alam karena bisa menyimpan cadangan air karena menyerap air dan mencegah bencana longsor. Selain itu perkebunan bambu dapat mendongkrak ekonomi masyarakat karena bisa dipasok untuk bahan baku kerajinan dan material bangunan.
Diperkirakan ribuan batang bambu Kabupaten Lebak diangkut sekitar 14-16 truk per hari ke luar daerah. Namun sekitar 40 persen bambu tersebut dijadikan bahan baku kerajinan lokal.
“Kami minta warga tetap gemar menanam bambu untuk meningkatkan pendapatan keluarga,” katanya.
BACA JUGA:
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dsiperindag) Kabupaten Lebak mengatakan diperkirakan omzet kerajinan bambu di daerah ini mencapai Rp2,9 miliar per tahun dari 1.503 unit usaha yang dikelola masyarakat.
Pemerintah daerah terus membina kelompok-kelompok usaha kerajinan bambu yang tersebar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak. Berdasarkan jumlah kerajinan bambu yang ada tercatat 1.503 unit usaha dengan omzet penjualan Rp2,9 miliar per tahun.
Para pengrajin bambu tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Sajira, Cirinten, Lebak Gedong, Cibeber, Bojongmanik, Cijaku dan Rangkasbitung. (Red)