Janda Bolong Semakin Dilirik, Harga Jualnya Bombastis Mencapai 100 Juta Rupiah
Metrobanten, Hoby – Tanaman hias monstera kini tengah populer, salah satunya yakni Janda Bolong. Bentuk daunnya yang unik memikat para pecinta tanaman hias untuk mengkoleksinya.
Saking populernya, kini harga Tanaman hias Janda Bolong dengan nama latin Monstera adansonii variegated. ini melejit. Tak tanggung-tanggung harganya mendekati Rp100 juta. Harga yang luar biasa untuk sebuah tanaman.
Harga fantastis untuk Janda Bolong dijual oleh seorang pegiat tanaman hias asal Bogor. Ia menjualnya pada 11 Agustus 2020 lalu, kepada pecinta tanaman hias asal Jakarta.
Tidak main-main, Monstera Adansonii kini dibanderol seharga 2000$ atau sekitar Rp 15 juta. Menurut Mas Iwan, seorang pegiat dan ahli tanaman hias dari Bogor, harga ini meningkat sekitar 50 persen dari bulan sebelumnya.
Baca juga: Ketahui 13 Jenis Aglonema Yang Cantik Dan Paling Dicari dan Tips Perawatan
“Iya, beberapa hari lalu saya menjual janbol (janda bolong) empat daun seharga Rp 95juta. Alhamdulillah,” kata Iwan, seperti dikutip dari klikhijau.com, Selasa (1/9/2020).
Pembeli itu, lanjut Iwan, sebelumnya sudah merogoh kocek sebesar Rp80 juta untuk tanaman yang sama di tempat lain. Iwan jadi penjual kedua dengan harga Rp95 juta.
Si pembeli, ujar Iwan, masih belum puas dan mencari penjual lainnya. Iwan pun menyarankan agar orang itu mendatangi temannya yang memiliki Janda Bolong dengan taksiran harga Rp100 juta.
Baca juga: Ayo Koleksi Die-Cast Jika Kalian Ingin Punya Hobi Baru
Iwan menuturkan, ini adalah harga tertinggi dari Janda Bolong empat daun. Padahal setahun lalu (2019), tepatnya di bulan Mei, Iwan menjual tanaman itu ke seorang kolektor asal Australia bernama Jeff seharga 3.500 dolar AS atau setara dengan Rp40 juta lebih.
“Bulan lalu, seingat saya masih 1000$, sekarang melambung,” kata Iwan. Kok bisa yah? Pemicunya tak lain karena jenis ini tergolong langka dan sedikit.
Padahal, permintaan dan peminatnya sangat tinggi. “Monstera sangat prospektif dan unik, sehingga banyak dicari,” jelas Iwan.
Padahal, kata Iwan, Monstera yang seharga puluhan juta itu daunnya baru sebesar 20 hingga 25 cm.
“Bayangin kalau sudah mencapai ukuran dewasa 80 cm hingga satu meter?” ucapnya.
Monstera bisa menjelma menjadi tanaman hias seharga mobil pribadi. Yah, Monstera memang terus naik daun karena eksotikanya yang tak biasa.
Jenis ini memang sangat berkelas bila menghiasi teras rumah bahkan di dalam ruangan. Sangat tepat untuk gaya rumah minimalis dan Skandinavia yang kini lagi trend. Ada apa di balik harganya yang tinggi? Sesuatu bisa bernilai jual tinggi karena estetikanya.
Yah, begitulah yang kita bisa jumpai pada Monstera. Tanaman hias ini punya kekhasan pada daunnya yang unik dan warna hijau mengilap yang ditampilkannya. Tidak hanya itu, Monstera diketahui mampu mendatangkan kesejukan hutan tropis dalam rumah. Dengan keistimewaan demikian, si janda bolong tentu layak dihargai mahal bukan?
“Keistimewaannya masih banyak lagi. Tapi, kalau belum paham sepenuhnya mengenai tanaman hias agak panjang penjelasannya,” tutur Iwan tertawa.
Perawatan jenis ini termasuk yang tidak rewel, sehingga tidak merepotkan. Monstera bahkan tahan ditempatkan di area dengan pendingin ruangan. Berbeda dengan tanaman tropis kebanyakan, si janda bolong tidak memerlukan sinar matahari dan pencahayaan berlebihan. Monstera juga tahan dari serangan hama dan penyakit.
Intensitas pemupukan juga tidak terlalu intensif, setidaknya hanya sekali dalam sebulan. Oya, banyak yang percaya kalau si janda bolong beracun. Benarkah? “Yah, beracun mas. Racun dompet, he….” kata Mas Iwan melucu.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa kelompok produk UMKM yang masuk kategori sebagai penunjang hobi cukup meningkat signifikan. Selain tanaman hias, jenis usaha serupa yang trennya meningkat yakni ikan hias.
“Karena orang sering berada di rumah dan tidak pelesiran, banyak kegiatan hobi peliharaan seperti tanaman hias meningkat,” kata Teten dalam sebuah webinar di Jakarta, Senin, 7 September 2020.
Menurut Teten, pandemi covid-19 telah memaksa pelaku usaha untuk jeli melihat alternatif perkembangan bisnis yang potensial. Sejauh ini bisnis kuliner masih berada di daftar paling atas dengan transaksi tertinggi disusul alat pendidikan dan produk kesehatan.
“Penting membaca peluang usaha, UMKM yang bisa bertahan di masa pandemi covid-19 adalah dengan adaptasi produk sesuai permintaan konsumen, melakukan reorientasi bisnis dan perencanaan usaha yang lebih baik,” tuturnya.
Tertarik mengoleksi Monstera, bersiaplah mengalami keracunan dompet. (red)