Isra Mi’raj: Kisah Rasulullah SAW Menyaksikan Neraka dan Surga
Metrobanten, Hikmah – Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul ” Sejarah Hidup Muhammad ” menukil buku sejarawan muslim Abu Muhammad ‘Abdul-Malik bin Hisyam atau Ibnu Hisyam (meninggal 7 Mei 833) yang menceritakan kisah isra mikraj berdasar perkataan Nabi Muhammad SAW .
Sesudah berjumpa dengan Adam di langit pertama, Rasulullah SAW memaparkan:
Kemudian kulihat orang-orang bermoncong seperti moncong unta, tangan mereka memegang segumpal api seperti batu-batu, lalu dilemparkan ke dalam mulut mereka dan keluar dari dubur.
Rasulullah bertanya: “Siapa mereka itu, Jibril?”.
“Mereka yang memakan harta anak-anak yatim secara tidak sah,” jawab Jibril.
Kemudian kulihat orang-orang dengan perut yang belum pernah kulihat dengan cara keluarga Fir’aun menyeberangi mereka seperti unta yang kena penyakit dalam kepalanya, ketika dibawa ke dalam api.
Baca juga: Kisah Perjalanan Agung Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW Menerima Perintah Shalat
Mereka diinjak-injak tak dapat beranjak dari tempat mereka.
Rasulullah bertanya: “Siapa mereka itu, Jibril?”.
“Mereka itu tukang-tukang riba,” jawabnya.
Kemudian kulihat orang-orang, di hadapan mereka ada daging yang gemuk dan baik, di samping ada daging yang buruk dan busuk. Mereka makan daging yang buruk dan busuk itu dan meninggalkan yang gemuk dan baik.
Baca juga: 7 Nama Neraka Tempat Kaum Musyrikin Menerima Azab Allah SWT
Rasulullah bertanya: “Siapakah mereka itu, Jibril”?
“Mereka orang-orang yang meninggalkan wanita yang dihalalkan Tuhan dan mencari wanita yang diharamkan,” jawabnya.
Kemudian Rasulullah melihat wanita-wanita yang digantungkan pada buah dadanya. Lalu Rasulullah bertanya: “Siapa mereka itu, Jibril?”
“Mereka itu wanita yang memasukkan laki-laki lain bukan dari keluarga mereka …”
Kemudian Rasulullah dibawa ke surga. Di sana Rasulullah melihat seorang budak perempuan, bibirnya merah. Kutanya dia: “Kepunyaan siapa engkau?”
Aku tertarik sekali waktu kulihat. “Aku kepunyaan Zaid ibn Haritha,” jawabnya. Maka Rasulullah SAW lalu memberi selamat kepada Zaid ibn Haritha.”
Muhammad Husain Haekal menjelaskan selain dari buku Ibn Hisyam ini, dalam buku-buku sejarah hidup Nabi yang lain dan dalam buku-buku tafsir, orang akan melihat bermacam-macam hal lagi di samping itu. (red)