Harga Pertamax Naik, Ini Penjelasan Bos Pertamina Nicke Widyawati

Harga Pertamax Naik, Ini Penjelasan Bos Pertamina Nicke Widyawati
Harga Pertamax Naik, Ini Penjelasan Bos Pertamina Nicke Widyawati.

 

MetroBanten, Jakarta – PT Pertamina (Persero) beberapa waktu lalu menaikan harga Pertamax dari Rp9.000 ke Rp12.500 per liter. Walau naik signifikan, harga tersebut masih di bawah harga keekonomian Rp16.000 per liter.

Di tengah melonjaknya harga minyak mentah dunia sebagai dampak dari konflik Rusia–Ukraina,

Pemerintah dan Pertamina terus menjaga daya beli masyarakat agar perekonomian tetap tumbuh. Pemerintah telah memutuskan terus membantu masyarakat dengan menetapkan Pertalite sebagai Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), agar harganya tetap terjangkau di kisaran Rp7.650 per liter.

Begitu juga dengan biosolar harganya disubsidi Pemerintah sehingga tetap Rp5.150 per liter.

Sebagai BUMN, Pertamina juga berkontribusi nyata untuk menjaga daya beli masyarakat dengan menyesuaikan harga Pertamax yang masih jauh di bawah harga keekonomiannya yang sekitar Rp16.000.

Dengan penyesuaian menjadi Rp12.500 per liter, maka Pertamina masih menanggung selisih harga jual Pertamax sebesar Rp3.500 per liter.

Pertamina menyadari, di tengah kondisi global saat ini, tetap harus menjadi katalisator dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Salah satunya dengan menjaga keseimbangan antara daya beli masyarakat dan memastikan kemampuan keuangan perusahaan dalam rangka menjamin suplai BBM kepada seluruh masyarakat sampai ke pelosok negeri.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, akibat lonjakan harga minyak mentah atau crude palm oil (CPO) dunia menjadi sebab utama naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Nicke menyebut 92 persen dari ongkos produksi BBM adalah harga crude. Akibatnya, kenaikan CPO berdampak signifikan terhadap biaya produksi BBM.

“Hari ini yang membuat BBM itu mahal karena 92 persen dari ongkos BBM adalah harga crude. Harga crude meningkatnya luar biasa,” ungkap Nicke dikutip dari MNC Media Jumat, (12/4/2022).

BACA JUGA:

Pada tahun lalu, harga CPO hanya di kisaran USD60 per barel, namun naik hingga USD118 per barel di 2022. Sementara, asumsi harga CPO Pertamina yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) hanya sebesar USD63.

Nicke pun mengklaim harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia termasuk yang termurah di dunia.

Hal ini karena pemerintah memberikan subsidi ‘jumbo’ untuk berbagai jenis BBM, padahal harga minyak sedang tinggi-tingginya.

“Harga Solar per liternya Rp7.800, subsidinya. Pertalite itu Rp4.000 – Rp4.500,” kata dia

Lalu, untuk Pertamax yang harganya seharusnya mengikuti harga keekonomian ikut disubsidi pemerintah sebesar Rp3.500 per liter. Harga Pertamax memang naik jadi Rp12.500 per liter, namun bukan hanya Pertamina yang menaikkan harga tersebut.

“Jadi ini kenaikan bukan di Indonesia saja, tapi di seluruh dunia, BBM di Indonesia termasuk termurah di dunia, makanya pemerintah subsidi luar biasa besar,” tutup Nicke. (Red)

Back to top button