Dapat PMN dan Dana dari China, Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dipercepat

Dapat PMN dan Dana dari China, Progres Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dipercepat
Sejumlah petugas mengamati replika Kereta Cepat di Casting Yard 1 KM 26 Tol Jakarta-Cikampek, Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat,

 

MetroBanten, Jakarta – Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung dikebut setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintah terkait dengan penyertaan modal negara (PMN).

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengungkapkan progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kini sudah mencapai lebih dari 79%.

“Bahkan saat ini, rangkaian kereta atau Electric Multiple Unit (EMU) untuk proyek tersebut sudah memasuki tahap produksi di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, China, dengan sistem manajemen mutu terstandarisasi internasional ISO 9001,” jelasnya dalam keterangan tertulis, dikutip dari Okezone.com. Senin (1/11/2021).

Dwiyana mengatakan, masuknya investasi pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku leading konsorsium itu bakal mengakselerasi pengerjaan proyek setelah sempat tersendat akibat dampak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Krakatau Steel Hasilkan Laba Bersih Capai Rp853 Miliar di Kuartal III 2021

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo membeberkan dana pinjaman untuk pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) senilai 4,55 miliar dolar AS atau setara Rp64,9 triliun (asumsi kurs Rp14.400 per dolar AS).

Ia mengatakan dana pinjaman tersebut setara dengan 75 persen dari total nilai investasi KCJB sebesar $ 6,07 miliar dolar AS.

“Nilai $ 6,07 miliar dolar AS itu, komposisi sumber dananya adalah 75 persen dari pinjaman China Development Bank (CDB), kemudian 25 persen berasal dari equity dari KCIC (Kereta Cepat Indonesia China). Ditandatangani 12 Mei 2017 masa tenor 40 tahun, masa tenggang 10 tahun,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Rabu, 1 September.

Sementara itu, kata Didiek, availability period hingga 2022. Sedangkan, suku bunga pinjaman 2 persen untuk dolar AS dan 3,5 persen untuk yuan.

“Ini baru diperpanjang pada tanggal 7 Mei 2021 sesuai dengan consent and waiver letter CBD, sebelumnya availability sampai dengan 14 Mei 2021,” tuturnya.

BACA JUGA: Laba Bank BRI Melesat Jadi Rp19,07 Triliun di Kuartal III 2021

Secara terperinci, struktur pembiayaan KCJB adalah 75% dari nilai proyek dibiayai oleh China Development Bank (CDB) dan 25% dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari 25% ekuitas, 60% berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas.

Sehingga pendanaan dari konsorsium Indonesia ini sekitar 15% dari proyek. Sedangkan sisanya sebesar 85% dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, tanpa adanya jaminan dari Pemerintah Indonesia.

Kereta cepat Jakarta-Bandung masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan China.

Pengerjaan proyek ini menggunakan teknologi tinggi sehingga bisa menjadi suatu lompatan yang baik bagi Indonesia.

Terlebih, kedua negara juga telah melakukan transfer knowledge sehingga para pekerja di Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kompetensinya.

Progres pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung cukup akseleratif. Sekadar membandingkan, proyek serupa juga dibangun di India oleh konsorsium perusahaan asal Jepang. Akan tetapi, pengerjaan kereta cepat 508 kilometer itu macet.

Dilansir Indian Express, macetnya kereta cepat itu akibat imbas pandemi Covid-19. Alhasil, pengerjaan proyek itu mundur dari rencana awal 2023 menjadi 2028. (red/bbs)

Back to top button