Bupati Lebak Belum Putuskan untuk Membuka Sekolah Tatap Muka
Metrobanten, Lebak – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan pemerintah daerah belum memutuskan untuk membuka sekolah bertatap muka pada tahun ajaran baru 2021/2022.
Pada satu sisi banyak siswa di Lebak yang putus sekolah dan ribuan dinyatakan tidak ada kejelasan. Kondisi tersebut membuat Iti harus kembali bersabar untuk menerapkan KBM tatap muka.
Pasalnya, jika dipaksakan akan muncul klaster baru dan membahayakan banyak masyarakat.
“Sebenarnya dilematis buat saya, dengan pembelajaran tidak tatap muka angka putus sekolah tinggi, daring juga gurunya harus nyamperin ke anak-anaknya karena terkendala blank spot,”kata Iti, Rabu (23/06/2021).
Sejak dilaksanakan belajar secara daring atau online, rupanya tidak memberikan efek yang positif melainkan kurang efektif. Sebab, berdasarkan data Dinas Pendidikan banyak siswi siswi yang putus sekolah bahkan ribuan dinyatakan tidak aktif.
“Kami mempertimbangkan kegiatan belajar mengajar tatap muka,” kata Iti Octavia di Lebak, dikutip dari laman Antaranews.com
Pemerintah daerah rencananya pada tahun ajaran baru menerapkan pembelajaran tatap muka, namun Kabupaten Lebak kini masuk zona oranye penyebaran COVID-19.
Baca juga: Pilkades Serentak 77 Desa di Kabupaten Tangerang Resmi Ditunda
Bahkan, penyebaran virus corona kini menembus 4.032 orang, di antaranya 3.477 orang dinyatakan sembuh, 478 orang isolasi dan perawatan medis serta 77 orang dilaporkan meninggal dunia.
“Kami belum bisa memutuskan pembelajaran tatap muka, karena kasus corona yang menyerang anak sebanyak 468 orang, ” katanya.
Menurut dia, pemerintah daerah kini memfokuskan pada upaya pengendalian corona melalui pengoptimalkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro.
Saat ini, katanya, masyarakat diminta membudayakan protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan.
Baca juga: Wisata Pantai Pasir Putih Tangerang Ditutup untuk Pencegahan Peningkatan COVID-19
Pemerintah daerah juga memaksimalkan pelayanan 3T, yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (pengobatan).
Menurut bupati, pelayanan 3T itu untuk menemukan kasus baru dan mereka yang memiliki gejala virus corona dirujuk ke RSUD Banten, sedangkan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri.
“Kami berharap melalui pelayanan 3 T itu Lebak kembali masuk zona kuning, ” katanya. (Red)