BUMN Tegaskan Komitmen Wujudkan Infrastruktur Hijau

BUMN Tegaskan Komitmen Wujudkan Infrastruktur Hijau
Menteri BUMN, Erick Thohir.

Metrobanten – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong para perusahaan pelat merah untuk mewujudkan sinergitas dengan negara-negara di ASEAN dan Indo-Pacific.

Ini sendiri diyakini dapat memperkuat infrastruktur hijau dan mendukung ketahanan rantai pasok di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan tema ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF): Implementation of the ASEAN Outlook on the Indo-Pacific

Infrastruktur hijau merupakan isu penting yang tengah menjadi perbincangan dunia di tengah meningkatnya emisi global.

BACA JUGA: Pj Gubernur Banten Sambut Tamu Negara KTT ASEAN 2023

Sebagai jalur transisi energi global guna mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, PLN melalui anak perusahaannya PLN Nusantara Renewables berkolaborasi dengan Masdar.

Keduanya akan membangun pembangkit listrik tenaga surya terapung (FPV) di Cirata.

FPV ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Air terbesar di Asia T enggara yang mampu menghasilkan 145 MWac atau setara dengan 192 MWp

Pembangkit listrik ini mampu mereduksi emisi CO2 sebanyak 214.000 ton per tahun.

MIND ID sebagai Holding BUMN Industri Pertambangan juga terlibat dalam penguatan infrastruktur hijau.

MIND ID menjalin kerjasama pengembangan ekosistem EV Battery terintegrasi dari hulu sampai hilir dengan perusahaan China bernama Mitra CBL dan perusahaan Korea bernama LG Chem.

Pengembangan ini dilakukan di daerah Halmahera Timur, Maluku Utara.

“Dalam merealisasikan ekosistem EV terintegrasi, kami memiliki sejumlah kerjasama yang terdapat pada rangkaian-rangkaian supply chain,” kata Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo.

“Keseluruhan inisiatif tersebut akan dikoordinasikan oleh Indonesia Battery Corporation (IBC) demi terjaminnya integrasi dan hilirisasi dalam ekosistem EV battery,” imbuhnya.

BACA JUGA: Presiden Resmikan LRT Terintegrasi Jabodebek Senilai Rp32,6 Triliun

Untuk mendukung ketahanan rantai pasok khususnya di bidang energi, Indonesia melalui Pertamina telah mengakuisisi beberapa sumur minyak yang berlokasi di Afrika dan Timur Tengah.

Nilai akuisisi ini sendiri tercatat lebih dari USD 5 miliar (Rp76 triliun).

Ketahanan rantai pasok di industri pangan dan kesehatan juga menjadi perhatian bagi Pemerintah Indonesia.

Melalui PTPN Group, Kementerian BUMN mendorong transformasi industri perkebunan dari 13 perusahaan dibawah Holding Perkebunan Nusantara menjadi tiga Sub Holding, yaitu SugarCo, PalmCo dan SupportingCo.

Keputusan tersebut diambil untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi perkebunan dalam rangka mendukung ketahanan pangan dalam negeri. (*)

Back to top button