BUMN Perkuat Kolaborasi di G20 untuk Dukung Ketahanan Pangan
Tidak hanya ID FOOD, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) sebagai Holding BUMN Perkebunan juga turut berperan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Selain berpartisipasi dalam program Makmur sebagai pendamping petani rakyat sekaligus off-taker, berbagai skema inovatif juga dilakukan oleh perusahaan ini.
Sebagai contoh adalah pelaksanaan sistem BULE atau tumpangsari kedelai di lahan perkebunan tebu dengan potensi lahan seluas 150.000 hektare untuk menggenjot produksi kedelai dalam negeri yang saat ini tak sampai 10% dari kebutuhan nasional.
Selain itu, Holding BUMN Perkebunan ini juga tengah bekerja sama dengan ID FOOD dan perusahaan susu asal Belanda untuk memaksimalkan penggunaan lahannya sebagai kawasan peternakan sapi perah terintegrasi.
Pengembangan industri susu segar dalam negeri ini dilakukan karena tingkat kebutuhannya yang tinggi yakni mencapai 4,4 juta ton per tahun. Namun, produksi susu segar dalam negeri baru mencukupi 21 persen dari kebutuhan nasional.
Dalam rantai industri pangan global, PT Pupuk Indonesia (Persero) juga telah memperluas peluang kerja sama perdagangan Ammonia, Urea, NPK dan produk lain dengan membuka kantor perwakilan di Kota Dubai, UAE pada akhir Oktober lalu.
Melalui ekspansi ini, Pupuk Indonesia diharapkan dapat lebih memperluas bisnis trading-nya serta memperoleh akses yang lebih luas terhadap bahan baku dan pengembangan industri lainnya.
Pupuk Indonesia sebagai produsen pupuk terbesar di Asia memainkan peran penting dalam perdagangan pupuk dunia. Pada tahun 2021, volume ekspor urea Pupuk Indonesia mencapai sekitar 2 juta ton, sedangkan ekspor ammonia mencapai 715 ribu ton.
Tidak hanya urea, Pupuk Indonesia memiliki beragam jenis produk seperti NPK/NPS, dan/atau ZK yang juga diekspor ke sejumlah negara. Pada tahun 2022, Pupuk Indonesia diprediksi akan meraih nilai pendapatan sebesar USD 6 miliar atau meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.









