BI Sampaikan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (9 September 2022)

Metrobanten – Mencermati pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

  • Perkembangan Nilai Tukar 5-9 September 2022

Pada akhir hari Kamis, 8 September 2022

  1. Rupiah ditutup di level (bid)895 per dolar AS.
  2. YieldSBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun di 7,16%.
  3. DXY[1] melemah ke level 109,71.
  4. YieldUST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun di level 3,317%.

Pada pagi hari Jumat, 9 September 2022

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.860 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun di level 7,14%.

Aliran Modal Asing (Minggu II September 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 108,01 bps per 8 September 2022 dari 117,41 bps per 2 September 2022.
  2. Berdasarkan data transaksi 5 – 8 September 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp1,64 triliun terdiri dari jual neto Rp5,37 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp3,74 triliun di pasar saham.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d. 8 September 2022, nonresiden jual neto Rp143,14 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp69,40 triliun di pasar saham.
  • Perkembangan Inflasi

  1. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II September 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu kedua September 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,77% (mtm).
  2. Komoditas utama penyumbang inflasi September 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu yaitu bensin sebesar 0,66% (mtm), telur ayam ras sebesar 0,03% (mtm), beras dan tarif angkutan dalam kota masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta tarif angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
  3. Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu kedua September yaitu bawang merah sebesar -0,06% (mtm), minyak goreng sebesar -0,03% (mtm), cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,02% (mtm), serta tarif angkutan udara sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. (BI)

Back to top button