Bahaya Diabetes dan Kolesterol Tinggi Mengintai Anak Obesitas

Bahaya Kolesterol Tinggi Mengintai Anak Obesitas
Pipi chubby yang dimiliki anak obesitas memang terlihat menggemaskan. Namun di balik itu, ada bahaya kesehatan yang mengintai anak dengan obesitas.

 

Metrobanten, Kesehatan – Obesitas pada anak tak hanya meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Menurut Mayo Clinic, anak yang obesitas juga bisa mengalami komplikasi secara sosial dan emosional.

Pipi chubby yang dimiliki anak obesitas memang terlihat menggemaskanNamun di balik itu, ada bahaya kesehatan yang mengintai anak dengan obesitas.

Baca juga: Tiga Penyakit Musim Hujan yang Mengintai Bersama Banjir

Beberapa keadaan dapat menjadi penyebab obesitas pada anak. Selain faktor keturunan, pola makan yang buruk, pemberian susu yang berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik dan olahraga juga bisa menyebabkan anak mengalami obesitas.

Hal ini tidak boleh dibiarkan, karena ada berbagai bahaya kesehatan yang dapat dialami oleh anak obesitas.

Bahaya Kesehatan yang Mengintai Anak Obesitas

Tidak semua anak yang terlihat gemuk dan berbadan besar mengalami obesitas. Untuk menentukannya, perlu dilakukan pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT) anak. Agar lebih pasti, periksakanlah anak ke dokter. Dokter akan menentukan apakah anak mengalami obesitas berdasarkan hasil pemeriksaan IMT.

Pada anak yang mengalami obesitas, ada berbagai bahaya kesehatan dapat terjadi, yaitu:

1. Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi

Pola makan buruk yang dijalani anak obesitas dapat membuat anak rentan terkena kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Kedua kondisi ini akan meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri, yang dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit jantung dan stroke.

2. Diabetes tipe 2

Risiko untuk menderita diabetes tipe 2 di masa dewasa akan meningkat pada anak obesitas. Kondisi diabetes tidak bisa disepelekan, karena dapat berpengaruh pada kerusakan berbagai organ, seperti mata, saraf, dan ginjal.

3. Asma

Pada anak dengan obesitas, risiko kambuhnya penyakit asma akan meningkat. Penyebabnya belum dapat dipastikan, namun penumpukan lemak berlebih dan reaksi peradangan kronis anak dengan obesitas diduga menjadi pemicu terjadinya gangguan pernapasan, termasuk asma.

4. Radang sendi dan patah tulang

Anak obesitas lebih rentan mengalami radang sendi dan patah tulang dibandingkan anak dengan berat ideal. Hal ini karena kelebihan berat badan akan menyebabkan adanya tekanan berlebih pada persendian dan tulang.

Tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, kesehatan psikis anak juga bisa ikut terpengaruh akibat obesitas. Kelebihan berat badan dapat membuat kepercayaan diri anak menurun. Mereka juga rentan menjadi korban perundungan (bullying) teman-temannya. Hal ini bisa memicu gangguan kecemasan dan depresi.

5. Gangguan tidur

Salah gangguan tidur yang paling dikhawatirkan pada anak dengan obesitas adalah obstructive sleep apnea (OSA). OSA adalah kondisi henti napas saat tidur yang bisa menyebabkan kematian.

6. Perlemakan hati nonalkohol

Perlemakan hati nonalkohol adalah penyakit hati yang disebabkan karena kegemukan, bukan karena terlalu banyak konsumsi alkohol. Penyakit ini bisa menimbulkan jaringan parut dan kerusakan hati.

7. Pubertas dini

Obesitas membuat anak mengalami ketidakseimbangan hormon. Akibatnya, mereka pun bisa mengalami pubertas dini, seperti menstruasi lebih awal dari yang seharusnya.

Cara Mengatasi Obesitas pada Anak

Jika anak Anda mengalami obesitas, cobalah terapkan pola hidup yang sehat untuk menurunkan berat badannya. Beberapa hal berikut ini dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak obesitas mengatasi masalah kelebihan berat badan:

Biasakan anak untuk mengonsumsi makanan sehat

Batasi anak mengonsumsi makanan cepat saji. Ajak dan biasakanlah anak untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayur, buah, protein, biji-bijian, dan susu rendah lemak. Anda juga bisa membiasakan anak untuk makan dalam porsi kecil, namun frekuensinya lebih sering.

Ajak anak untuk lebih aktif bergerak

Pastikan anak Anda tidak hanya duduk bermain game atau menonton TV di rumah. Ajak anak melakukan berbagai aktivitas fisik atau melakukan olahraga ringan, misalnya bermain petak umpet atau lompat tali. Bunda juga bisa mengajak anak ikut berbelanja supaya ia tidak hanya diam di dalam rumah. Dengan begitu, anak akan lebih aktif bergerak sehingga kalori yang dibakar akan lebih banyak.

Perbanyak aktivitas bersama keluarga

Selain membuat ikatan keluarga menjadi lebih erat, melakukan aktivitas bersama keluarga juga bisa membantu mengatasi obesitas pada anak. Caranya, temukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan dapat dinikmati seluruh anggota keluarga, seperti berenang atau jalan santai.

Selain cara-cara di atas, pemberian obat penurun berat badan dapat menjadi salah satu solusi. Namun, obat ini tidak boleh dikonsumsi sembarangan. Penggunaannya harus dalam pengawasan dokter.

Baca juga: Cegah Penyebaran COVID-19 dengan Membersihkan Rumah Selama Isolasi Mandiri

Banyak bahaya kesehatan yang bisa terjadi pada anak obesitas. Itulah sebabnya, kondisi ini tidak boleh dibiarkan dan sebisa mungkin dicegah. Dengan perubahan pola makan dan gaya hidup, anak dapat mencapai berat badan ideal.

Jika berat badan anak tidak kunjung turun, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter  atau dokter anak ahli nutrisi dan penyakit metabolik agar obesitas pada anak dapat ditangani sebelum menimbulkan kompikasi. (arsa)

Back to top button