Bank Mandiri (BMRI) Salurkan KUR Mencapai Rp6,7 Triliun di 2022

MetroBanten – Memasuki awal tahun 2022, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) semakin aktif mendorong penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memacu pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Adapun, sampai dengan akhir Februari 2022 Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebesar Rp 6,7 triliun atau tumbuh 14% secara year to date (ytd) dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Bila dirinci, dari total penyaluran KUR tersebut sebanyak 58% telah dialokasikan ke sektor produksi atau sebesar Rp 3,8 triliun. Sedangkan untuk sektor non produksi lanjut Josephus telah mencapai Rp 2,8 triliun.
BACA JUGA: Ketahui Empat Cara Aman Pakai Kartu Kredit Agar Terhindar Dari Kejahatan
Melansir dari laman IDXChannel, SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri, Josephus K. Triprakoso mengatakan, pihaknya telah mendapat tambahan alokasi KUR di tahun 2022 sebesar Rp 40 triliun. Jumlah tersebut meningkat bila dibandingkan plafon KUR Bank Mandiri di tahun 2021 sebesar Rp 35 triliun.
“Dengan adanya perpanjangan program tambahan subsidi KUR 3% di tahun 2022, kami optimis untuk dapat membantu UMKM dalam penyaluran KUR di tahun 2022 secara lebih optimal sesuai dengan target yang dipercayakan oleh Pemerintah,” ujar Josephus dalam keterangan resminya, Kamis (17/3/2022).
Hal ini tentunya selaras dengan komitmen Pemerintah yang kembali meningkatkan dana alokasi KUR serta melanjutkan subsidi bunga 3% hingga bulan Desember 2022.
BACA JUGA: IHSG Hari Ini Dibuka Melesat di 6.951, Investor Asing Borong BBCA-TLKM
Lebih lanjut, dalam penyaluran KUR tahun ini Bank Mandiri akan tetap fokus menyasar sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah guna menangkap momentum pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
Ke depan, Bank Mandiri secara aktif mendorong penyaluran KUR ke sektor produksi untuk mendukung program pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19.
“KUR Bank Mandiri di tahun 2022 akan tetap difokuskan pada sektor produktif unggulan di masing-masing wilayah, baik pertanian, perikanan, industri pengolahan, maupun jasa-jasa produksi yang didukung sinergi dari seluruh segmen bisnis, koordinasi yang kuat di seluruh jaringan, serta kerjasama strategis dengan perusahaan finansial maupun e-commerce,” pungkas Josephus. (Red)