PPKM Darurat Jawa-Bali akan Diberlakukan, Polda Banten Siap Mengawasi

Kapolda Banten Irjen Pol Dr Rudy Heriyanto Adi Nugroho S.H.,M.H.,M.B.

 

Metrobanten, Serang – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali untuk menekan laju penularan virus corona (Covid-19). PPKM darurat ini berlaku mulai 3 Juli sampai 20 Juli 2021.

Kapolda Banten Irjen Pol Dr Rudy Heriyanto Adi Nugroho S.H.,M.H.,M.B.A melalui Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi menyampaikan bahwa Periode Penerapan PPKM Darurat dimulai dari tanggal 3-20 Juli 2021 dengan target penurunan penambahan kasus konfirmasi < 10.000 kasus/hari

“Untuk Cakupan Area: 48 Kabupaten/Kota dengan asesmen situasi pandemi level 4 dan 74 Kabupaten/Kota dengan asesmen situasi pandemi level 3 di Pulau Jawa dan Bali, “ujar Edy sumardi.

Baca juga: Polri Tangkap 5 Pengedar dan Pemilik 7 Hektare Ladang Ganja di Aceh

Edy sumardi menjelaskan Dari data tersebut sebanyak 7 daerah di Banten yang akan menerapkan PPKM Darurat. Dari tujuh daerah tersebut, empat di antaranya masuk zona merah Covid-19, di wilayah Hukum Polda Banten sendiri ada 5 Wilayah yang masuk dalam PPKM Darurat ini

Berikut kabupaten/kota di Provinsi Banten yang masuk dalam daftar daerah PPKM Darurat:

  • Daerah dengan asesmen level 4

Kota Tangerang (zona merah)
Kota Tangsel (zona merah)
Kota Serang (zona oranye)

  • Daerah dengan asesmen level 3

Kabupaten Tangerang (zona merah)
Kabupaten Serang (zona oranye)
Kabupaten Lebak (zona merah)
Kota Cilegon (zona oranye)

Berikut aturan pengetatan aktivitas masyarakat dalam PPKM Darurat:

  1. Sektor non-esensial menerapkan 100 persen work from home (WFH).
  2. Seluruh kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara daring atau online.
  3. Untuk sektor esensial diberlakukan 50 persen maksimum staf work from office (WFO) dengan protokol kesehatan, dan untuk sektor kritikal diperbolehkan 100 persen maksimal staf work from office (WFO) dengan protokol kesehatan.

Cakupan sektor esensial meliputi keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran, teknologi informasi dan komunikasi, perhotelan non-penanganan karantina, serta industri orientasi ekspor.

Sementara itu, cakupan sektor kritikal yaitu energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri makanan, minuman dan penunjangnya, petrokimia, semen, obyek vital nasional, penanganan bencana, proyek strategis nasional, konstruksi, utilitas dasar (listrik dan air), serta industry pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.

Baca juga: Tahapan Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Untuk supermarket, pasar tradisional, toko kelontong, dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai pukul 20.00 waktu setempat, dengan kapasitas pengunjung 50 persen. Untuk apotek dan toko obat bisa buka full 24 jam.

  1. Kegiatan pada pusat perbelanjaan/mal/pusat perdagangan ditutup
  2. Pelaksanaan kegiatan makan/minum di tempat umum (warung makan, rumah makan, kafe, pedagang kaki lima, lapak jajanan) baik yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mal hanya menerima delivery atau take away dan tidak menerima makan di tempat (dine in).
  3. Pelaksanaan kegiatan konstruksi (tempat konstruksi dan lokasi proyek) beroperasi 100 persen dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat.
  4. Tempat ibadah seperti masjid, mushala, gereja, pura, wihara, dan kelenteng, serta tempat umum lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah ditutup sementara.
  5. Fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum, dan area publik lainnya) ditutup sementara.
  6. Kegiatan seni budaya, olahraga, dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya, sarana olahraga, dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup sementara.
  7. Transportasi umum (kendaraan umum, angkutan massal, taksi (konvensional dan online) dan kendaraan sewa (rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 70 persen dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat.
  8. Resepsi pernikahan dihadiri maksimal 30 orang dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat dan tidak diperkenankan makan di tempat resepsi.

Makanan tetap dapat disediakan dengan wadah tertutup untuk dibawa pulang.

  1. Pelaku perjalanan yang menggunakan moda transportasi jarak jauh (pesawat, bus, dan kereta api) harus menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksin dosis I) dan PCR H-2 untuk pesawat serta antigen (H-1) untuk moda transportasi jarak jauh lainnya.
  2. Masker tetap dipakai saat melaksanakan kegiatan di luar rumah. Tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa penggunaan masker.
  3. Pelaksanaan PPKM Mikro di RT/RW zona merah tetap diberlakukan.

Edy sumardi mengatakan bahwa TNI, Polri, dan Pemerintah Daerah siap melakukan pengawasan yang ketat terhadap pemberlakuan pengetatan aktivitas masyarakat untuk penerapan PPKM Darurat terutama pada poin 3.

“Kami Polda Banten bersama TNI dan Forkompinda Provinsi Banten akan bersinergi melaksanakan PPKM Darurat ini dengan target adanya penurunan kasus konfirmasi harian.”Tutup Edy sumardi. (rls)

Back to top button