Nelayan Lebak Selatan Raup Keuntungan Dari Panen Lobster
Metrobanten, Lebak – Nelayan Lebak Selatan Provinsi Banten sejak sepekan terakhir ini panen udang lobster sehingga meraup keuntungan dan dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat pesisir.
“Kita menangkap udang lobster selama tiga hari terakhir ini bisa bawa uang ke rumah Rp3 juta, padahal biasanya hanya Rp300 ribu,” kata Sandi (35) seorang nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun Kabupaten Lebak, Sabtu.
Meningkatnya pendapatan ekonomi nelayan itu, karena memasuki musim panen udang lobster di pesisir Perairan Lebak Selatan. Para nelayan di kegelapan malam menyelam ke dasar laut di sekitar Pulau Tinjil untuk menangkap udang lobster.
Baca juga: Wahidin Halim: Segera Lakukan Lelang Untuk Gerakkan Ekonomi 2021
Dimana populasi udang lobster itu sangat mudah ditangkap setelah dilakukan pemasangan jebakan dengan perangkat jodang yang terbuat dari besi.
Dalam perangkap jodang itu diberi umpan agar udang lobster masuk ke dalam perangkap tersebut.
“Kami sejak tiga hari itu dapat menangkap udang lobster sebanyak enam kilogram dengan penghasilan Rp3 juta,” katanya menjelaskan.
Baca juga: Daun Seledri Banyak Mengandung Manfaat, Ketahui Cara Mengolahnya
Menurut dia, dari enam kilogram lobster itu dibeli oleh pengepul Rp1 juta/Kg untuk lobster mutiara dan lima kilogram lobster pasir Rp2 juta.
Saat ini, kata dia, harga lobster pasir di tingkat pengepul Rp400 ribu/Kg. Panen udang lobster itu bisa ditandai jika musim penghujan populasi lobster melimpah.
“Kami bersemangat dengan musim panen lobster bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp20-30 juta/bulan,” katanya.
Begitu juga Ahmad (50) seorang nelayan PPI Binuangeun Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini fokus mencari udang lobster di sekitar Pulau Tinjil sampai Pulau Penaitan karena populasi di daerah itu melimpah jika musim hujan.
Saat ini, kata dia, dirinya bisa membawa uang ke rumah Rp5 juta/tiga hari dari hasil mencari udang lobster itu.
“Kami bisa menangkap lobster berkisar antara lima sampai delapan kilogram, padahal biasanya sebanyak tiga kilogram,” katanya.
Permintaan udang lobster di tengah pandemi COVID-19 cukup tinggi, karena kualitas lobster dari Lebak masuk kategori terbaik dan diekspor melalui perusahaan dari Tangerang.
Saat ini, kata dia, lobster mutiara cukup mahal hingga Rp1 juta/Kg dan udang lobster pasir Rp400 ribu/Kg dan lobster batu Rp300 ribu/Kg.
“Kami hari ini menampung lobster dari nelayan dengan transaksi pembelian hingga Rp60 juta sebanyak 100 kilogram lobster itu. Jika tidak musim panen paling bantar sebanyak 15 kilogram,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Binuangeun, Ahmad Hadi mengatakan selama ini kualitas udang lobster dari Lebak Selatan terbaik di dunia, karena kondisi air laut sangat bagus dan tidak ada pencemaran lingkungan juga berhadapan dengan Samudera Hindia.
“Kami menerima laporan bahwa lobster dari Lebak Selatan juga dipasok ke Jakarta dan Tangerang hingga ekspor,” katanya menjelaskan. (red/antara)