Wahidin Halim: Sejak Jaman Kesultanan Orang Banten Pancasilais

Wahidin Halim: Sejak Jaman Kesultanan Orang Banten Pancasilais
Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) usai menghadiri Deklarasi Pembumian Pancasila Di Bumi Banten yang berlangsung di aula Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH)

 

Metrobanten, Serang – “Sejak dulu orang Banten Pancasilais. Sejak jaman Kesultanan Banten,” tegas Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) usai menghadiri Deklarasi Pembumian Pancasila Di Bumi Banten yang berlangsung di aula Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Jl. Jenderal Sudirman No.30, Kota Serang (Kamis, 15/10/2020).

Menurut Gubernur, hal itu bisa ditujukkan dengan keberadaan gereja, kelenteng, serta beberapa suku yang tinggal di Banten.

“Itu kan simbol Pancasila. Dari jaman Sultan sudah ada kerukunan antar umat beragama,” tegasnya.

Baca juga: UPZ Pemprov Banten Kembali Salurkan Zakat Tahap VI

“Di Banten orang pergi dan beribadah di gereja dan kelenteng aman-aman saja tidak diganggu,” ungkap Gubernur.

Menurutnya, kerukunan umat beragama sudah menjadi nilai-nilai yang terinternalisasi dalam diri masyarakat Banten. Pancasila juga memuat nilai-nilai universal. Ada dimana-mana dan memuat nilai kebaikan. Sehingga nilai-nilai kebaikan apa saja ada di situ.

Baca juga: Mengisi Kekosongann Jabatan Pratama, Gubernur Banten Lantik Pejabat Eselon II

Menurut Gubernur, nilai – nilai Pancasila bisa diterapkan dalam masa pandemi ini antara kita kalau berdekatan harus memakai masker dan menjaga jarak. Hal itu karena prosedur protokol untuk kita saling melindungi satu sama lain.

Sebenarnya tingkat kesembuhan tinggi, namun tingkat keterpaparan juga masih tinggi. Makanya harus dipotong rantai penularan yaitu dengan konsistensi kita memakai masker, melaksanakan protokol kesehatan.

Sementara itu terkait UU Cipta Kerja, menurut Gubernur, masih ada ruang komunikasi untuk 12 pasal yang kini menjadi kontroversi di masyarakat.

“Kalau kita lihat dari draft yang kita terima, isu-isu tentang UU Cipta Kerja relatif hoaks,” ungkap Gubernur.

“Mengenai ketenagakerjaan berbeda dengan asumsi dan perkiraan mereka yang menafsirkan lain. Beda boleh, tapi jangan melakukan tindakan-tindakan anarkis,” pungkasnya. (rls)

Back to top button