23 Tenaga Medis RSUD Cilegon Positif Korona, DPRD Minta RSUD Ditutup Sementara
Metrobanten, Cilegon – Komisi II DPRD Kota Cilegon meminta pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Cilegon ditutup 14 hari ke depan.
Hal itu perlu dilakukan agar penularan dari klaster rumah sakit bisa diputus usai adanya 23 tenaga medis dan pegawai RSUD Kota Cilegon terpapar Covid-19.
Puluhan tenaga medis itu diketahui positif terjangkit virus tersebut setelah hasil tes swab dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Baca juga: Wahidin Halim: Bantuan Untuk Masyarakat Sudah Tersalur 40 Persen
Diketahui, pada Kamis (11/6), ada 12 tenaga medis RSUD Kota Cilegon dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Dari 12 tenaga medis tersebut, 5 berdomisili di Kota Cilegon, 5 berdomisili di Kabupaten Serang, 1 berdomisili di Kota Serang, dan 1 berdomisili di Kabupaten Pandeglang.
Sementara pada Jumat (12/6), tenaga medis dan pegawai di RSUD Kota Cilegon yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 11 orang, yaitu 10 asal Cilegon dan 1 warga luar daerah.
Baca juga: Jelang Penerapan New Normal, TNI-Polri Disiplinkan Warga Di Mall Of Serang
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon Dana Sujaksani membenarkan hal tersebut. Saat ini, puluhan tenaga medis itu menjalani isolasi di RSUD Kota Cilegon.
“Ada yang domisilinya di Kabupaten Serang, Kota Serang, dan di Kabupaten Pandeglang,” ujar Dana kepada wartawan usai shalat Jumat di Masjid Nurul Iman, Komplek Kantor Walikota Cilegon, Jumat (12/6).
Kendati jumlah tenaga medis yang terkonfirmasi positif Covid-19 cukup banyak, Dana tetap meminta kepada manajemen RSUD Kota Cilegon untuk tetap melaksanakan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Cilegon Yusuf Amin menjelaskan, langkah penutupan terhadap pelayanan RSUD Kota Cilegon harus diambil oleh pemerintah. Hal itu untuk memutus mata rantai penularan kepada warga yang hendak melakukan pelayanan kesehatan di RSUD Kota Cilegon. Sebab, sudah ada 23 tenaga medis dan pegawai yang terpapar dan berpotensi menularkan.
“RSUD Kota Cilegon harus tutup sementara. Kecuali yang sedang perawatan tetap harus dilayani dan yang sifatnya emergency (darurat) saja. Jika tetap buka maka justru akan membuat klaster penularan semakin meluas,” katanya kepada Banten Raya, Jumat (12/6).
Yusmin panggilan akrab Yusuf Amin menyatakan, manajemen RSUD Kota Cilegon juga harus melakukan swab kepada seluruh tenaga medis dan pegawai. Hal itu untuk memastikan jika yang lainnya dalam kondisi aman.
“Swab semuanya. Itu harus, soalnya berpotensi sekali kontak dan tertular. Dokter, perawat pegawai dan semuanya,” paparnya.
Disisi lain, papar Yusmin, pihaknya berharap pelacakan benar-benar dilakukan terhadap keluarga dan pasien yang pernah kontak. Sebab, adanya 23 tenaga medis itu menjadi klaster yang harus cepat diputus.
“Tracking harus dilakukan dengan cepat. Ini agar cepat ditangani dan diputus,” paparnya. (red)