Mendikbud Nadiem Makarim Batalkan Pembelajaran Tatap Muka
Metrobanten, Jakarta – Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan kebudayan(Kemendikbud) Nadiem Makarim resmi membatalkan Pembelajaran Tatap Muka pada Tahun Ajaran 2020-2021.
Tahun ajaran baru 2021 akan kembali dimulai pada 4 Januari atau 11 Januari. Namun sekolah tatap muka 2021 dibatalkan di beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Depok, Jawa Tengah, Kabupaten Karawang, Denpasar dan Jayapura.
Hal ini karena masih adanya pandemi COVID-19. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan tetap menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR).
Pandemi COVID-19 belum aman untuk siswa hingga guru karena itu sekolah masih harus ditutup.
Baca juga: Pengiriman Vaksin COVID-19 Melintasi Selat Sunda dengan Pengawalan Superketat
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah menunda sekolah tatap muka hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Padahal, sebelumnya Pemkot sempat berencana membuka lagi sekolah pada Senin (4/1) besok.
Walikota Arief menambahkan, Keputusan ini tertuang dalam Surat Edaran 420/5805-Disdik tentang Penundaan Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang.
Pemerintah Kota Depok sudah lebih dulu tidak mengizinkan sekolah tatap muka 2021. Hal itu berdasarkan Surat Edaran Wali Kota Depok Nomor 420/621-Huk/Dinkes yang diterbitkan Selasa (29/12/2020).
Baca juga: Wakil Gubernur Banten Tinjau Penyimpanan Vaksin COVID-19 Sinovac yang Disiapkan Pemerintah
Sedangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor masih melakukan kajian tentang sekolah tatap muka 2021. Hal itu disampaikan Bupati Bogor Ade Yasin.
Sedangkan Pemkot Bandung masih mempertimbangkan pemberlakuan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka bagi peserta didik. Sebab, Bandung masih berada dalam zona resiko tinggi berkaitan COVID-19.
“Tetap sepintas pak wali belum (pembelajaran tatap muka) kayaknya,” ujar Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana di Jalan Cipadung, Kota Bandung, Senin (28/12/2020).
Namun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, ratusan sekolah sudah siap menggelar pembelajaran tatap muka pada Januari 2021.
Hasil pemeriksaan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ada 49 sekolah yang tersebar 21 Kabupaten/Kota di delapan provinsi di Indonesia termasuk Jawa Bengkulu dan Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan KPAI, hanya 16,32 persen sekolah yang siap melakukan pembelajaran tatap muka.
Padahal, berdasarkan SKB empat menteri terbaru, pemerintah pusat membolehkan daerah untuk kembali membuka sekolah tanpa memperhitungkan zonasi risiko Covid-19 mulai Januari 2021.
Persiapan Kembali Belajar
Menindaklanjuti SKB 4 menteri tentang rencana pembelajaran tatap muka semester genap, maka sekolah pun segera menyiapkan diri. Mulai mendatangkan orangtua untuk sosialisasi rencana pembelajaran tatap muka dengan segala strategi dan resiko yang harus dihadapi. Termasuk mengisi surat pernyataan mengizinkan putra putrinya kembali ke sekolah.
Penyemprotan disinfektan pun segera dimulai. Diseluruh penjuru, lorong-lorong dan seluruh kelas termasuk kantor dan laboratorium. Sarana-sarana sekolah diperbaiki. Terutama menyiapkan titik-titik tempat cuci tangan sebanyak mungkin. Tak lupa dilengkapi dengan himbauan untuk sesering mungkin cuci tangan dengan sabun yang sudah disiapkan.
Begitu siswa datang di sekolah juga wajib menerapkan SOP. Sejak parkir kendaraan sampai tata cara masuk gerbang sekolah. Termasuk tatacara ketemu guru dan teman sebaya. Misalnya, setelah cuci tangan menuju ke petugas pengukur suhu.Jika suhu badan normal, boleh masuk ke SOP berikutnya. Jika suhu di atas normal wajib istirahat sejenak untuk diperiksa lagi kemudian. Ketemu guru dan teman sebaya cukup menyapa dengan salam tanpa jabat tangan!
Bagi siswa yang lolos screening suhu, dipersilahkan masuk ke halaman sekolah untuk finger print dengan tetap menerapkan distancing. Setelah itu langsung menuju kelas masing-masing, setelah sebelumnya setiap tangan diolesi handsanitizer oleh petugas. Pesereta didik masuk kelas dan menempati meja sesuai nomor presensi masing-masing. Satu kelas sudah di-setting maksimal 10-15 siswa dan mejanya bernomor. Jadi siswa duduknya tidak boleh pindah pindah. Itu salah satu contoh standar operasional prosedur (SOP) masuk sekolah dan masuk kelas.
SOP pembelajaran, mengatur jadual pembelajaran dalam sehari hanya 2-3 mata pelajaran. Rencana tatap muka diatur secara silang, sehingga setiap kelas riil (kelas asli) mendapat materi yang sama walau saat pembelajaran dipecah jadi dua. Pembelajaran dilakukan tanpa istirahat keluar kelas. Siswa cukup menikmati bekal makanan di meja masing-masing tanpa perlu kesana kemari saat jeda.
Begitu izin sudah diajukan, maka tim satgas covid dengan seluruh perangkatnya akan meluncur ke sekolah untuk survei dan pengecekan kesiapan sekolah. Jika memenuhi syarat, barulah izin pembelajaran tatap muka dikeluarkan.
Demikian beberapa langkah singkat persiapan kembali belajar. Tapi semuanya buyar lantaran pandemi masih belum berlalu. Sepenting apapun itu, kesehatan dan keselamatan adalah nomor satu. Maka saya sepakat, agar Nadiem Makarin segera membatalkan izin pembelajaran tatap muka. Paling tidak menunda agar situasi dan kondisi kembali membaik. Tetapo emangat belajar daring. Lewat TV, HP dan streaming. Semoga wabah cepat berlalu. (red)