Jokowi: Aliran Dana 20 Miliar US Dolar Ditargetkan Segera Masuk INA

Jokowi: Aliran Dana 20 Miliar US Dolar Ditargetkan Segera Masuk INA
Tangkapan layar – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan melalui video conference dalam acara Penandatanganan Kontrak Paket Tender/Seleksi Dini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2021.

 

Metrobanten, Jakarta – Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan dalam satu-dua bulan ke depan aliran dana senilai 20 miliar  dolar AS ditargetkan masuk ke dalam Sovereign Wealth Fund Nasional yang dinamakan Indonesia Investment Authority (INA).

Seperti yang di lansir Antera, Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021 melalui video conference dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat malam.

“Tadi saya bisik-bisik ke Ibu Menteri Keuangan, awal-awal ini, mungkin sebulan-dua bulan ini, target yang masuk ke SWF kita berapa? Di jawab Menteri Keuangan, ya kira-kira 20 miliar US Dolar. Duit yang gede banget,” ujar Presiden.

Baca juga: Penyebaran Covid-19 Meningkat, Bupati Lebak Himbau Warga Patuhi Protokol Kesehatan

Presiden mengatakan pemerintah akan menyetorkan modal awal tunai sebesar Rp15 triliun dan saham BUMN Rp50 triliun, untuk INA.

Kepala Negara mengharapkan INA akan menjadi mitra strategis investasi yang kuat secara hukum dan kelembagaan, serta menjadi mitra startegis yang andal dan terpercaya untuk pembangunan ekonomi dalam jangka panjang dan berkelanjutan.

Baca juga:  Irna Narulita Lakukan Vaksinasi Covid-19 Sinovac di Pendopo Bupati Tangerang

Presiden menyampaikan peraturan mengenai INA selaku lembaga pengelola investasi nasional sudah selesai. INA diharapkan dapat menangkap peluang investasi dan solusi alternatif pembiayaan pembangunan.

Adapun, kata Presiden, nama-nama dewan pengawas INA telah disampaikan ke DPR dan diharapkan selesai pekan depan.

“Pembentukan SWF ini diperlukan untuk memenuhi pembiayaan yang semakin besar ke depan, dan juga untuk meningkatkan FDI Indonesia serta untuk menurunkan rasio piutang terhadap PDB Indonesia,” jelasnya. (red)