Badak Cula Satu Menambah 4 Kelahiran Menambah Jumlah Menjadi 72 Individu di Taman Nasional Ujung Kulon
Metrobanten, Banten, Badak Cula Satu (Rhinoceros sondaicus) atau Badak Jawa merupakan World Hertage yang populasinya sudah mulai punah. Saat ini satwa dilindungi tersebut populasinya di Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa yaitu di wilayah pandeglang Provinsi Banten, Indonesia.
Kawasan taman nasional ini menjadi wilayah pelestarian Badak cula satu yang saat ini tinggal sedikit jumlahnya dalam populasi.
Sudah empat anak badak jawa lahir pada tahun 2019. Lahirnya keempat anak badak itu menambah populasi badak sebanyak 72 ekor.
“Dengan lahirnya empat badak tahun ini menambah jumlah populasi badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon menjadi 72 individu,” kata Anggodo kepada media.
Diungkapkan dia, hewan yabg mempunya nama lain Rhinoceros sondaicusini itu terdiri dari betina 2 individu, jantan 1 individu, dan 1 individu belum dapat diidentifikasi. “Keempatnya lahir dari induk yang berbeda, diperkirakan berumur satu sampai dua bulan,” ujarnya.
Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak
Hingga saat ini, jumlah ini merupakan angka tertinggi yang tercatat sejak tahun 1967, 1980, 1983, dan 2007 yang berjumlah 64 individu. Artinya, kondisi habitat sampai saat ini masih bagus, terbukti bahwa setiap tahun sejak 2012 selalu terekam kelahiran anak badak jawa di Taman Nasional Ujung Kulon.
Badak bercula satu ditemukan mati di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Badak itu ditemukan pada 21 Maret 2019 lalu, di kawasan hutan Citadahan.
“Iya, jadi pagi ini saya dipanggil Dirjen, untuk presentasi (kematian badak),” kata Anggodo, Kepala Balai TNUK.
Hewan dilindungi dan langka di muka bumi itu telah diperiksa oleh dokter hewan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Anggodo belum mau memberikan keterangan lebih rinci mengenai kematian badak cula satu yang hanya ada di TNUK, Kabupaten Pandeglang, Banten (12/12/2019).
“Kita jaga Badak Jawa untuk diwariskan kepada anak cucu kita. Ini tanggung jawab kita bersama bukan hanya pemerintah saja,” ujar Bupati Pandeglang, Irna Narulita pada acara rapat koordinasi Strategi Rencana Aksi Konservasi Badak Jawa 2019-2029.
“Perlu dukungan masyarakat sehingga bisa bersama menjaga kepunahan badak jawa. TNUK aset penting bagi dunia bukan hanya Pandeglang,” terang melanjutkan.
Berdasarkan hasil monitoring juga, sampai Bulan September 2019, jumlah badak jawa ada 72 Individu, yaitu 38 individu jantan, 33 individu betina, dan 1 anak belum diiidentifikasi jenis kelaminnya. Kelas umur badak jawa terdiri dari 15 individu anak dan 57 individu remaja-dewasa.
Sementara itu, Kasubdit Pengawetan Jenis Direktorat Jendral KKH Sri Mulyani mengatakan, upaya konservasi sudah pada dasarnya sudah banyak dilakukan, salah satunya menjadikan badak jawa kedalam kategori satwa yang dilindungi.
“Satwa ini terancam punah dan tidak diperbolehkan diperdagangkan,” katanya.
Dikatakan Sri Mulyani, populasi Badak Jawa saat ini hanya 68 individu. Kata dia, ini menunjukan sangat besar potensi kepunahan.
(Info suntingan: bbs/netmedia/pemprovbanten/arsa)