Metrobanten, Kabupaten – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar membuka kegiatan rembuk stunting yang digelar secara daring atau online melalui video conference yang diikuti seluruh perwakilan Kecamatan di Kabupaten Tangerang, Selasa 14 Juli 2020.
Dalam sambutannya Bupati Zaki mengatakan, kasus stunting, kondisi kerdil pada balita, masih banyak ditemukan di sekitar kita, utamanya di masa pandemik saat ini. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Tangerang segera menyiapkan program dan strategi yang tepat sebagai intervensi penurunan dan pencegahan stunting di Kab.Tangerang.
Bupati Zaki berharap melalui rembuk stunting ini, dapat dirumuskan strategi yang tepat sedini mungkin untuk menekan kasus stunting di tengah pandemik Covid-19 saat ini.
“Kasus stunting atau biasa disebut kerdil pada balita adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan terhadap balita dari janin hingga anak berusia 23 bulan dimana kondisi gagal tumbuh balita disebabkan karena asupan kurang gizi dan adanya infeksi berulang dan ini semua juga dipengaruhi oleh pola asuh” tutur Bupati Zaki di Ruang Cituis Gedung Setda Kab. Tangerang.
Salah satu pembicara, Eduard Sigalingging, Direktur SUPD III Dirjen Bina Bangda Kemendagri RI menjelaskan, perlunya kerja sama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam mengatasi persoalan stunting di Indonesia. Apalagi, persoalan ini sudah mendapat perhatian khusus Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
“Jadi persoalan stunting ini menurutnya bukan hanya urusan Dinas Kesehatan saja, tetapi juga lintas sektoral harus ikut berjuang dalam persoalan stunting, karena tanpa sinergi dan peran serta lintas sektoral maka stunting mustahil bisa turun”
Sementara itu, Kadinkes Provinsi Banten Hj. Ati Pramudji Astuti mengungkapkan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dipimpin oleh Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, peduli dan memberikan perhatian serius menangani persoalan stunting di Kabupaten Tangerang. Ini terbukti dengan menurunnya angka stunting di Kabupaten Tangerang dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes bahwa menunjukkan hasil riskesdas 2018 menunjukkan 30, 8% (Nasional) balita menderita stunting dan data Riskesdas 2018 untuk wilayah Kabupaten Tangerang adalah 23,2 %, sedangkan berdasarkan data E-PPGBM (Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau yang disebut) bulan Februari 2020 angka prevalensi stunting di Kab. Tangerang 11,60 %. (rls)