Antisipasi Chikungunya, Puskesmas Beserta Warga Lakukan PSN
MetroBnaten – Musim pancaroba yang saat ini terjadi, menyebabkan beberapa penyakit muncul. Salah satunya virus chikungunya. Chikungunya sendiri merupakan penyakit tropis yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Albopictus dan Aedes Aegypti.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang bergerak cepat menindaklanjuti kasus suspect chikungunya dengan mengunjungi langsung rumah warga yang diindikasi terkena chikungunya.
dr. Dini Anggraeni, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi virus chikungunya dengan cara sederhana, yakni 3M plus.
“Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan 3M plus. Yakni, menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat – rapat tempat penampungan air dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk,” papar Dini.
BACA JUGA: KWT Kampung Jimpitan KB2 Lakukan Panen Sayuran Hidroponik
Petugas Puskesmas juga menggiatkan kembali Jumantik (juru pemantau jentik) dan melakukan penyuluhan terkait PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) melalui 3 M plus yaitu Menguras, Menutup dan Mendaur Ulang barang-barang yang dapat dijadikan tempat perindukan nyamuk.
“Setelah kami menerima laporan warga, pada tanggal 21 Juli kemarin petugas Puskesmas langsung mengunjungi langsung rumah warga yang terindikasi chikungunya,” jelas Kepala Dinas Kesehatan, Dini Anggraeni, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (24/07).
“Dan kami langsung menindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan epidemiologi dan juga PSN, ” imbuhnya.
Berdasarkan penyelidikan yang dilakukan oleh petugas di lapangan, lanjut Dini, pihaknya menemukan kasus yang mengarah pada gejala klinis chikungunya seperti badan kaku linu, demam, pusing, mual, dan timbul bercak dan bintik merah di tangan kaki.
“Hasil pemeriksaan darah rutin dari beberapa pasien yang dirawat dalam batas Normal. Rata-rata yang dirawat karena lemas dan ada gejala muntah, ” paparnya.
“Dari 14 yang suspect chikungunya rata-rata sudah mendapatkan penanganan medis dan sudah membaik bahkan sembuh, ” imbuhnya.
BACA JUGA: Banjir di Perumahan Duta Garden, Pemkot Belum Normalisasi Kali Songsit
Dini juga menegaskan bahwa chikungunya ini merupakan penyakit Self Limiting Disease (dapat sembuh sendiri dalam kurun waktu 1-2 minggu gejala hilang dan cenderung tidak parah), maka yang diutamakan adalah pencegahannya agar tidak berkembang dan menular lebih banyak lagi dengan cara memberantas perindukan nyamuk sebagai pembawa virus tersebut.
“Penyakit chikungunya disebabkan virus chikungunya yg dibawa oleh nyamuk Dengue atau nyamuk albopictus yg terinfeksi. Oleh karenanya ditekankan untuk melakukan PSN 3 M plus dan menghindari gigitan nyamuk serta menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, ” tuturnya.
Selain melakukan penyuluhan, pihak Dinkes juga melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga dan juga membagikan bubuk abate untuk memberantas jentik nyamuk.
“Dinas kesehatan pun telah mengeluarkan SE terkait kewaspadaan berkembangnya penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan, ” pungkasnya. (Red)