Ekonomi Indonesia Berhasil Tumbuh 3,51 Persen pada Kuartal III 2021
MetroBanten, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 berhasil tumbuh positif sebesar 3,51 persen (yoy) atau 1,55 persen (qtq), melanjutkan pertumbuhan positif sebelumnya dari kuartal II-2021.
Respon cepat Pemerintah dalam mengendalikan lonjakan kasus varian delta pada awal kuartal III-2021 dapat memperkuat kembali momentum pemulihan ekonomi nasional.
Pulihnya kepercayaan masyarakat secara cepat dalam melakukan aktivitas ekonomi, menjadikan momentum pemulihan di sisi demand dan supply tetap terjaga.
Percepatan realisasi dari hasil refocusing anggaran Program PEN yang mengikuti dinamika pandemi selama Triwulan III-2021 juga telah mendorong konsumsi Pemerintah untuk tumbuh mencapai 0,66 persen (yoy).
Selanjutnya, situasi pandemi yang mulai terkendali telah mendorong peningkatan aktivitas ekonomi domestik. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 1,03 persen (yoy) dan konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga tumbuh sebesar 2,96 persen (yoy).
BACA JUGA: Lawatan Presiden ke PEA Hasilkan Komitmen Bisnis dan Investasi USD32,7 Miliar
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tumbuh sebesar 3,74 persen (yoy) sejalan dengan meningkatnya kapasitas produksi dunia usaha.
“Efektivitas penerapan kebijakan PPKM dan akselerasi vaksinasi menjadi penopang utamanya,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pemulihan permintaan global dan meningkatnya harga komoditas global juga mendorong aktivitas perdagangan internasional Indonesia. Ekspor tumbuh sebesar 29,16 persen (yoy) dan impor tumbuh sebesar 30,11 persen (yoy) pada Triwulan III-2021.
Neraca perdagangan Indonesia juga terus berlanjut mengalami surplus selama 17 bulan berturut-turut, hingga akhir September 2021.
Strategi kebijakan Pemerintah selama pandemi dalam menjaga pasokan ekspor kedua komoditas utama, yakni batubara dan CPO, turut memberikan kontribusi positif.
BACA JUGA: BLBI Sita 124 Hektare Lahan Perusahaan Milik Tommy Soeharto
Selain itu, terjaganya ketersediaan pasokan dalam negeri juga menjadi kunci menjaga momentum ekspor di tengah kenaikan harga.
“Penguatan permintaan domestik pasca lonjakan kasus varian delta berhasil mendorong kinerja di beberapa sektor utama pada Triwulan III-2021”, ungkap Menko Airlangga.
Sektor Industri Pengolahan sebagai kontributor terbesar Produk Domestik Bruto tumbuh positif sebesar 3,68 persen (yoy). Sektor utama lainnya juga tumbuh signifikan, antara lain Sektor Perdagangan dan Pertambangan yang masing-masing tumbuh sebesar 5,16 persen (yoy) dan 7,78 persen (yoy).
Sementara, Sektor Transportasi dan Pergudangan serta Akomodasi dan Mamin mengalami kontraksi akibat pengetatan kebijakan PPKM sebagai upaya mitigasi lonjakan kasus varian delta di awal kuartal III-2021. Sektor informasi dan komunikasi serta jasa kesehatan yang memiliki peranan penting pada masa pandemi juga kembali melanjutkan penguatan pertumbuhan. Sektor jasa kesehatan mengalami pertumbuhan paling tinggi di kuartal III-2021, yakni sebesar 14,06 persen (yoy).
BACA JUGA: Investor Inggris Siap Tanamkan Dana Rp132.5 Triliun ke Indonesia
Pulihnya berbagai sektor usaha di kuartal III-2021 juga mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerja. Per Agustus 2021, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja meningkat menjadi 67,80 persen dan Tingkat Pengangguran Terbuka menurun menjadi 6,49 persen, lebih baik dibandingkan tahun 2020.
Sektor Industri Pengolahan menjadi sektor usaha yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja paling besar. Selain itu, keyakinan dunia usaha untuk mulai merekrut pegawai juga tercermin dari peningkatan persentase komposisi penduduk bekerja di kegiatan formal sebesar 1,02 persen (dibandingkan Agustus 2020).
Secara umum, upaya pengendalian pandemi telah berhasil menurunkan jumlah penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 menjadi sebesar 21,32 juta orang di Agustus 2021, lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Secara spasial, mayoritas wilayah di Indonesia melanjutkan pertumbuhan positif pada kuartal III-2021. Pulau Jawa dan Sumatera sebagai kontributor perekonomian nasional masing-masing mampu tumbuh positif sebesar 3,03 persen (yoy) dan 3,78 persen (yoy).
Pencapaian ini juga terjadi pada pulau Kalimantan, Sulawesi, serta Maluku dan Papua. Hanya pulau Bali dan Nusa Tenggara yang masih mengalami kontraksi sebesar -0,09 persen (yoy) yang diakibatkan belum pulihnya sektor pariwisata sebagai dampak pembatasan aktivitas masyarakat. (red)