Waspada Antraks, Dinas Pertanian Kota Serang Periksa 1.375 Hewan Kurban

Metrobanten, Serang – Sebanyak 1.375 ekor hewan kurban diperiksa oleh Dinas Pertanian (Distan) Kota Serang. Pemeriksaan hewan kurban ini mengantisipasi antraks atau yang dikenal dengan penyakit sapi gila.

Hingga kemarin (15/7), petugas Distan sudah mendatangi 26 lapak pedagang hewan kurban di Kota Serang. Total ada 1.375 ekor hewan kurban diperiksa. Yakni, 232 ekor sapi, 142 ekor kerbau, 929 ekor domba dan 72 ekor kambing.

Penyakit antraks berasal dari infeksi bakteri Backillus Anthracis dan dapat menular kepada manusia. Hewan yang terinfeksi antraks ini menunjukkan gejala darah keluar dari hidung, mulut, anus, dan vulva. Selain itu hewan juga bisa mengalami demam, tremor, sering ambruk, hingga akhirnya mati mendadak.

BAca juga: 1.524 Pelaku Perikanan di Kabupaten Serang Dapat Bansos KKP RI

“Selain antisipasi Covid-19. Kita juga mewaspadai adanya virus antraks pada hewan-hewan yang berada di lapak penjual,” kata Kabid Peternakan pada Distan Kota Serang Siswati usai pemeriksaan hewan kurban.

Kata Siswati, bakteri Backillus Anthracis ini menyerang hewan pemakan rumput. Penularan kepada manusia terjadi saat kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Terlebih saat Idul Adha, kemungkinan besar orang banyak memakan daging hewan kurban. “Ini berbahaya karena menular,” katanya.

BAca juga: Rapat Paripurna: DPRD Tangsel Apresiasi Laporan Keuangan Pemkot Tangsel Raih WTP

Hingga kini, tim Distan belum menemukan hewan yang memiliki gejala antraks.

Distan hanya menemukan beberapa penyakit yang diderita oleh hewan kurban. Di antaranya, orf, sakit mata, pilek, radang penis, cacat fisik seperti buta dan pincang, serta luka luar. “Di Kota Serang sampai sekarang belum ditemukan (antraks-red). Ada beberapa saja ditemukan penyakit ringan atau penyakit biasa pada hewan kurban,” ungkapnya.

Distan telah menyarankan kepada para pedagang agar hewan kurban yang berpenyakit dipisahkan untuk perawatan. “Insya Allah aman,” imbuh Siswati.

Terpisah, Kepala Distan Kota Serang Edinata Sukarya mengatakan, pendataan dan pemeriksaan lapak pedagang hewan kurban bertujuan memastikan kondisi lapak, ketersediaan pakan, dan kesehatan hewan.

“Jelas pertama utama dengan adanya Covid-19, walaupun hewannya tidak menularkan, tapi pertemuan pengunjung harus juga diwaspadai,” kata Edinata.

Sementara salah seorang pemilik lapak pedagang hewan kurban di Cipocokjaya, Dadang mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan oleh Distan menguntungkan pedagang.”Bagi saya pemeriksaan ini menguntungkan sekali, stok yang ada bisa terjamin kesehatannya,” katanya.

Dadang mengaku, hewan kurban yang dijualnya, seperti domba dan kambing berasal dari daerah Garut, Jawa Barat. Sedangkan untuk sapi dan kerbau berasal dari daerah di Jawa Tengah. “Hewan di kami ada beberapa yang sakit. Itu penyakit biasa seperti orf dan sakit mata, karena perjalanan dan penyesuaian cuaca,” katanya. (red)