Cegah Penularan Sifilis, Dinkes Kabupaten Serang Lakukan Triple Eliminasi

Metrobanten – Dinas Kesehatan Kabupaten Serang gencar lakukan triple eliminasi kepada masyarakat untuk mencegah penyakit menular sifilis, Selasa (20/6/23).
Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit Dinkes Kabupaten Tangerang, dr. Istianah Hariyati mengatakan, sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri treponema pallidum.
Dimana penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan luka terbuka pada penderita, baik melalui hubungan seksual, pertukaran darah, atau dari ibu hamil kepada janinnya.
“Jadi untuk kasus sifilis ini kalau dilihat dari data 2022 ini yang dilakukan pemeriksaan dari 11 .775 di mana dari yang dipirksa tersebut yang positif itu 7 kasus. Kemudian tahun 2023, sampai dengan bulan Mei, itu yang diperiksa dari 5.980 ditemukan positif 12 kasus,” Ucap dr. Istianah Hariyati.
BACA JUGA: Syafrudin Apresiasi Kunjungan KPID Banten ke Pemkot Serang
Kemudian, kata dr. Istianah, dari proporsi yang positif memang ada kenaikan yang tadinya 11.775 ini 7 kasus, sedangkan dari 5.980 ini 12 kasus, kalau dilihat dari proporsi memang ada peningkatan untuk penemuan kasus sifilis. Pada tahun 2022 penularan terjadi pada ibu hamil.
“Memang kita punya program pemeriksaan namanya Triple Eliminasi pada semua ibu hamil untuk mencegah penularan dari ibu kepada janin-nya,” katanya.
Dari kasus tersebut, Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten punya kebijakan bahwa semua ibu hamil harus diperiksa screening untuk di periksa sifilis, kemudian pasien-pasien Human Immunodeficiency Virus (HIV), hepatitis B, itu kita periksa sifilis karena biasanya penyakit ini infeksi tumpangan salah satunya sifilis.
“Karena kasian anak baru lahir dia tertular penyakit dari ibunya sebenarnya, dan sebetulnya bisa kita cegah dengan program triple eliminasi ini. Ke tiga penyakit ini kalau ditularkan dari ibu kepada janin-nya sangat berat untuk bayinya, Virus HIV itu sekali masuk seumur hidup virus itu akan ada di dalam tubuhnya,” kata dr. Istianah.
Perlu diketahui juga, lanjutnya bahwa virus HIV tidak bisa dihilangkan, hanya bisa direduksi jumlah virusnya, tapi belum bisa benar-benar sembuh atau terbebas dari virusnya, Hepatitis B pun demikian, sekali virus masuk, dia seumur hidup akan bertahan dalam tubuhnya.
“Kita hanya bisa menurunkan jumlah virusnya supaya tidak menimbulkan penyakit, nah lebih bahaya lagi kalau sifilis, karena menular dari ibu kepada bayinya, dia akan menimbulkan namanya cacat tongenital Atau cacat bawaan, bentuknya bermacam macam, ada yang sampai tidak terbentuk tulang hidung, hilang tulang hidungnya ada yang dalam bentuk kelainan kulit dan yang lebih berat lagi adalah hydrosefalus.”
BACA JUGA: TP PKK Banten Targetkan Stunting Kota Tangerang di Bawah 5 Persen
“Kemudian untuk tahun 2023, dari 12 kasus ditemukan terdapat 4 pada ibu hamil, 2 pada lelaki seksual lelaki (LSL) jadi pada LSL ini selain diperiksa HIV nya juga kita lakukan pemeriksaan sifilis nya, jadi kita temukan 2 kasus pada LSL ini, kemudian 3 pada waria, lalu 1 ditemukan pada kasus screening dari penderita TB paru, dan 2 lain-lain, ini biasanya pintu masuknya dari infeksi menular seksual.”
“Jadi memang penemuan kasusnya meningkat di tahun ini Karena kinerja kita untuk menemukan penyakit itu lebih bagus lagi, karena fenomena ini penyakit menular ini seperti gunung es, yang di permukaannya sedikit, tapi yang di dalamnya sudah banyak.”
Kinerja kita untuk penemuan inilah yang kita gencarkan terus, untuk penyakit ini kita ada 3 strategi, yaitu testing, treatment dan tracing,” jelas dr. Istianah. (Ki)