Penutupan LDN 2018 : Desa Sidrap Sulawesi Selatan Juara 1

Metrobanten, Kabupaten – Liga Desa Nusantara (LDN) 2018 resmi ditutup, Jumat ( 30/11/18) dengan dimenangkan oleh Desa Sidrap Sulawesi Selatan sebagai juara 1 yang berhasil menaklukan tim tuan rumah Desa Cukanggalih dari Kabupaten Tangerang.

Kemenangan desa Sidrap Sulsel juga menutup rangkaian Liga Desa Nusantara (LDN) di lapangan Bonex Legok, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang. (30/11/18)

Direktur jenderal (Dirjen) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Taufik Madjid mengatakan, tim-tim yang mengikuti seri nasional LDN 2018 sudah melewati tahapan seri di kabupaten maupun provinsi di wilayahnya masing-masing.

Melalui program itu, ia mengatakan, kementeriannya ingin menjadikan sepak bola ini menjadi olahraga kebanggan di masyarakat terutama di desa-desa. Ini juga sebagai ajang pencarian bibit – bibit muda berbakat, karena jika pemain di desa terus berprestasi tidak menutup kemungkinan akan di lirik oleh tim Nasional Indonesia

“Di desa banyak yang memantau pemain – pemain muda, saya kira bisa di rekomendasikan juga masuk PSSI atau klub profesional, di tambah umur mereka yang rata -rata masih 20 an saya kira itu bagus untuk karir mereka,” ujarnya.

Melalui laga desa tersebut, selain mencari dan menemukan bibit unggul pesepak bolaan Indonesia, kami kementrian juga mengkampanyekan untuk belajar mencintai lingkungan sekitar, dengana merawat lapangan sepakbola yang ada di desa mereka.

“Kami dengan adanya dana desa, setelah infrastruktur dasar dan ekonomi masyarakat yang sudah maju, lapangan bisa di jadikan tempat perputaran ekonomi, dengan adanya acara tersebut jadi ada pedagang – pedagang jadi bukan hanya untuk sepak bola saja tetapi kami juga memikirkan perputaran ekonomi di daerah juga,” ujarnya.

Sedangkan komentator sepakbola Kusnaedi atau yang kerap di sapa bung kus mengatakan, kegiatan ini positif di mata saya ketika tuan rumah kalah dalam drama adu pinalty dan di dukung oleh ratusan bahkan ribuan suporternya tidak terjadi keributan, tidak seperti liga lain apa bila tuan rumah kalah pasti akan mengamuk, yang berarti masyarakat desa ternyata lebih dewasa dari pada kita.

“Saya pikir penonton di sini puas dengan drama yang di sajikan oleh ke dua finalis masyarakat juga antusias untuk menonton dan ketika timnya yang di dukung kalah mereka bisa menerima tetap menghormati tim pemenang. Itu hal yang luar biasa, kalo di liga yang lain anda sendiri bisa lihat kan bila tim tuan rumah kalah kaya apa,” ujarnya.

Harapan saya ke depannya semoga kementerian desa melihat ini secara positif dan terus melakukan program ini pada LDN pertama hanya 2 provinsi yang di libatkan dan sekarang 12 provinsi di libatkan.

“Mereka butuh pemberdayaan agar bisa menjadi yang terbaik dan semoga juga tahun depan akan bertambah menjadi 34 provinsi,” pungkasnya.      (Dit)

Back to top button